Karena hidup tidak hanya menarik nafas, tetapi juga menarik makna di balik fakta...

.

Thursday, December 1, 2011

Saya benci kata 'Benci' dan sayapun menjadi Pembenci

Saya benci si A karema dia penipu!!! Semua orang benci penipu
namun tak satupun dari mereka-mereka yang belajar tidak mempercayainya

Saya benci si B karena dia kasar ucapannya!!! Semua orang tidak nyaman dengan aura negatif
namun tak satupun dari orang-orang itu terganggu padanya

Saya benci si C karena dia jahat dan tidak peduli!!! Semua orang tidak mau berteman dengan orang yang egois
namun tak satupun dari mereka itu menjauhinya

Mulut ini pun berbicara 'mengapa orang-orang di dunia ini cukup bodoh?"
kemudian kepala besar ini bertanya 'sejak kapan kamu menjadi seorang pembenci?"
"sejak kapan saya memghabiskan waktu saya dengan menghardik orang?"
"sejak kapan saya menggunakan energi saya untuk berpikir seberapa buruk orang-orang ini di tengah semua orang mencintai mereka?"
"Sejak kapan saya ingin sekali menutup telinga ketika ada orang yang berbicara?"
"Sejak kapan dahi ini berkerut dan mata ini menatap tajam kesal ke bawah ketika ada di antara mereka?"

Dan sejak kapan saya menjadi devian?
mengapa saya membenci orang-orang yang dicintai?
saya yang salah deh
irikah hati saya dengan mereka?
Mungkin, iyah, saya jawab.
Tapi di luar itu, saya mempunyai pengalaman dengan mereka. Tidak buruk sekali namun tak ingin saya ingat.

Tetapi kenapa sampai sekarang saya masih ingat?
Oh tuhan, saya seorang pendendam, saya mulai menggangap saya lebih dari mereka dan mulai menjustifikasi.
Mengapa saya sudah memberikan energi positif dan ketika saya mendapat muka berpaling mereka, saya langsung menjadi negatif?

Bibir ini tersenyum, kepala saya berpikir mencari cara agar tetap tersenyum dan hati saya tetap berkubung di kata 'benci dia'

Novie
1/12/2011

Wednesday, November 16, 2011

(Not) Special Day

Biasa yah kalau ada hari-hari penting di hidup kita, suasana hati menjadi lebih sentimentil gimana gituh dari biasanya. Ada lebih banyak harapan yang dipengenin, contoh simpel ajah seperti Valentine's day. Sama sih seperti hari biasa, nggak negrayain sih. yah cuman... cuman.. cuman.. atmosfernya itu loh.

Yang punya pacar pengen dikasih coklat, yang nggak punya pengen punya, yang LDR pengen dikasih kembang.. yang gitu-gitu loh. Yah padahal nothing's spesial di tanggal 14 Februari.

Sama juga yang gue alamin sekarang. Beberapa jam lagi gue ulang tahun, tapi sekarang gue masih stuck di meja kantor bareng temen-temen kerja yang lembur. Nggak ada yang berbeda sih sama esok hari.

Matahari masih terbit di timur, bumi masih bulat, masih ada pelangi setelah hujan dan masih ada gadis yang semakin cantik tiap harinya yaitu gue. Nothing's special and big happens tommorow (sampai detik ini besok masih sama dengan hari-hari biasanya). Tapi kok gue merasa agak sentimentil yah?

Ada 'hadiah' dari temen gue yang ternyata batal dia kasih besok karena sakit, ada rencana yang pengen gue lakukan besok tetapi sampai sekarang belum bisa gue siapin karena masih stuck di sini, ada semacam hiburan yang pengen gue lakukan malam ini juga nggak terwujud karena telat nyusul. gedubrak, gedubrak, gedubrak....

Tapi di balik itu semua, semua yang terjadi satu tahun ini sudah melebihi ekspetasi saya dari tahun lalu. Semua yang udah dijalanin dan didapetin sudah lebih dari ekspetasi saya 1 tahun yang lalu *cenang*.

So, apapun yang terjadi esok hari, mungkin bukan salah satu hari terbaik tapi menjadi satu tahun terbaik dalam hidup dan bisa menjadi awal yang baru untuk 1 tahun ke depan.

Jangan lihat apa yang terjadi dalam 1 hari esok tapi lihat lebih luas. Lihat 1 tahun yang sudah dijalanin. Prestasi, kegagalan, putus asa, nangis, tawa, kebanggaan, tepuk tangan, pujian, celaan, kritik, ilmu, teman lama, teman baru, tempat-tempat baru, karya, cita-cita, obrolan, insight, dukungan, pelukan, sayang, canda, marah, tongkrongan, Tidung, Singapore, Malaysia, Batam, Jogja, Bandung, Bogor, manyyy thingsss happennnn more than just one day.

So, my planning for tommorow, what i gonna do for the next one year?
me: depends on God's plan

Novie
Counting on 17/11/2011

Monday, October 17, 2011

Antara langkah, air dan musik

Pernah nggak terjebak harus berjalan agak jauh di jalanan sepi dan sudah gelap?

saya sering sekali. berjalan cepat-cepat untuk sampai karena takut abang-abang yang tidur-tiduran di pinggir jalan. berhubung rumah saya dekat dengan kantor, saya hanya perlu berjalan kaki untuk pulang. Tapi pernah di suatu malam, saya ingin mencoba menikmati perjalanan malam saya itu. sengaja berjalan lambat-lambat untuk sampai ke rumah bahkan mampir dulu ke warung.

kebiasaan saya berjalan pasti selalu sambil menunduk dan berjalan miring-miring. nabrak sana nabrak sini. tetapi ketika saya berjalan pelan, menikmati udara malam ketika itu, mata lurus ke depan, suasana hati pun berubah...

ketika genggaman tangan ini kosong, ketika tidak lagi berjalan beriringan, ketika tidak sambil bergurau atau berjalan sambil saling mengenal. ketika jalan sendiri itu lebih mengesankan.

ketika hari itu saya merasa kesal atau marah, biasanya saya bercerita atau menangis. lain hari itu saya memilih berjalan dan perasaan sesal itu lenyap.

mengambil jalan yang lebih berbatu dibandung yang sudah beraspal. saya melangkah.

teringat artikel yang saya baca tadi pagi di Yahoo sebelum saya mengerjakan beberapa 'perintilan'. di sana tertulis untuk 'melunturkan' rasa marah atau kesal, mandi menjadi solusi yang tepat. sayangnya di situ juga tertulis, mandi juga bisa melunturkan perasaan senang. tetapi saya lebih memilih melunturkan semua perasaan apa saja yang ada di dalam hati. kosongkan agar bersih.

sesampainya di rumah saya langsung mandi besar kemudian minum air putih sebanyak-banyaknya. dengan baju andalan terfavorit saya, saya kemudian tidur dengan headset masih di telinga.

berharap saya masih bermimpi dan hidup di mimpi itu

Tuesday, October 4, 2011

It's Your Day

Music by Willy Aviantara
Lyric by Novie


Selamat pagi, Clareta
Hari ini berbeda
Burung-burung bercerita
Tuk yang istimewa

Sebelum kau terjaga
Banyak doa terucap
Bisikkan sebuah harapan
dan tersenyumlah

Mungkin kau tak menyangka
Banyak cinta untukmu
Saatnya kau menjelma
Jadi wanita

Chorus
Lagu ini kupersembahkan untukmu
Inilah doaku tuk menyertaimu
Semoga kau selalu menjadi bintang terindah
Semoga kau bahagia
Semoga tercapai sgala mimpimu

Masih ingatkah engkau
Akan seorang gadis
Menangis di kamar itu
Angan tak tercapai

Kini dia tlah dewasa
Tegar hadapi dunia
Tetap memohon pada-Nya
Yang Maha Kuasa

Semoga kau bahagia
Semoga tercapai...
Sgala mimpimu


feel free to hear the song:
http://soundcloud.com/willyaviantara/its-your-day-novie-feat-willy

read this behind the scene:

http://willy-aviantara.blogspot.com/2011/10/di-balik-layar-pembuatan-lagu-its-your.html

18/09/2011
Novie & Willy

Tuesday, September 27, 2011

Jalan memutar



“Terkadang ada beberapa orang yang harus mengambil jalan memutar nop” kata-kata bijak seorang teman sebangku kepada saya saat kita masih di SMA 6 tahun silam. inget banget ketika itu saya sedang menangis kecewa sambil menempelkan wajah di atas meja. Begitulah anak remaja labil zaman dulu hohoho..

Bukan putus cinta ato dimarahin satpam karena datang terlambat alasan nangis saya. Tapi lebih geblek lagi, karena untuk kesekian kalinya saya remedial ulangan Bahasa Inggris. Bahasa Indonesia lewattt, Bahasa Jepang santeeee, lain kalau Bahasa Inggris. Dari zaman firaun ga mampu beli kutang tetep ajah nilai Bahasa Inggris paling jongkok.

Zaman SMP, uuk aak pas ditanya bedanya among ama between ma Kepala Sekolah yang ngerangkap jadi guru Bahasa Inggris

Zaman SMA, nggak pernah absen remedial Bahasa Inggris. Prestasi tertinggi dapet nilai 7 haha.. remedial sih nggak masalah, secara nilai gue pasti bakal naik dari nilai sebelumnya. Tapi masalahnya berapa kali remedial biar lolos dari nilai 7 (nilai minimum tidak remedial).

Zaman Kuliah, ketemu di kampus bule Jepang dan ditanya “how to get BNI?” Eh busett,, ngomong apaaan yak. Yang jelas gue udah jelasin sampe gambar peta di kertas. Moga-moga tuh bule nggak kesasar.

Kemarin saja baru saya ikut test Bahasa Inggris di salah satu tempat kursus, modal cas cis cus, persetan dengan grammar. Kemudian mengisi 50 soal grammar yang saya selesaikan lebih cepat dari waktu yang diberikan. Bukannya bisa tapi yaudahlayah.. males juga mantengin soal-soal grammar toh ga bakal ngerubah keadaan haha..

Trus mentornya memberikan feedback, speaking saya lumayan lancar dan sudah okeh. Berpotensi cepet bisa juga. Dia juga menyarankan saya untuk membeli buku terbitan Longman kalau saya minta belajar toefl sehingga tak perlu les Toefl Preparation. Doi yakin saya bisa tanpa perlu les. Beuhh.. hasil keluar dan saya tak perlu masuk kelas basic. Padahal dulu zaman SMA, inget banget masuk kelas terbasic dari yang basic haha..

Baru-baru ini juga gue present in English di kantor. Jauh dari sempurna tapi lumayan nggak aak uuk kayak dulu. Dibilang juga bahasa inggrisnya bagus. Yah peduli setanlayah ma grammar kalo udah ngomong.

So, here we go. Saya mungkin sudah berada di track orang-orang pada umumnya. Udah nggak lagi muter. Bener banget kata teman saya itu, “terkadang beberapa orang harus ada yang mengambil jalan memutar, tidak langsung lurus sampai tujuan”. Apapun jalan panjang dan berbatu itu, proses yang kamu dapetin itu bener-bener nggak terlupakan dan tak sia-sia. apalagi kalo udah bareng niat belajar mati-matian.

Dengan tujuan yang sama, tapi kerja keras yang lebih berat, sesuatu yang kamu dapetin itu jadi jauh lebih berharga, mungkin lebih awet dan kamu bisa syukuri itu sampai kapanpun. Itu kata andalan saya pas saya menemui kegagalan, mungkin bisa jadi inspirasi buat kamu :) :) :)

Apapun jalannya, mau muter, instant ato berbatu, intinya selalu ada jalan kok

27/09/2011
Novie

Tuesday, September 20, 2011

Unfinished song

Sometimes people make you cry
Look down even you have tried
People just hate the beautiful heart that you are

Sometimes I see you pray
To the highest wish you say
I see you sing aloud for His till you dry

Sometimes summer’s too hot to play
Winter always soon go away
And rain falls down with pain that you can’t say

Sometimes I ask you some
‘How do you feel right now?’
In silent, you smile and show everything’s fine

Sometimes is just nothing… People know nothing…
Cause I see you grow together… It's not easy to be you…

Reff:
I made a song for you, my love
I made a song that you can hear when summer or rain
I made a song that you can sing aloud when okay or not
Sing because it’s your day to be happy with love around
A girl become a woman who can’t be broken
And keep shining…
All the times…

Every times be anything you praise
Blow the candle and cut the cakes
People will see ‘today your life begins’

Novie
14/09/2011

Sunday, August 21, 2011

10 things Why We Should Be Crazy with Panda


1. Panda is fat. And we always say “fat is funny and wealthy”.Look at how we adore a fat baby which is having an obesity and like an idea that people who are getting more fat means getting more money. For me, fat is ‘a big hug’. So, panda is funny, rich and warm.

2. Panda is black and white. In China, black and white is a color of symbol ‘yin and yang’. It means stability and harmonizes. Life is a black and white. What is right to do and not to do. So, panda is definitely wise. Panda is black, white and asian :D Go away you rasist.

3. Panda is from China whose population of citizen is the biggest of the world and their ‘Made-in-China’ products is everywhere. They love to married and make children. They’re full in love. They’re smart, creative and innovative. Making technology to help people. So, two words for Panda. Loveable and smart!!!

4. Panda is carnivore but he eats bamboo. How lovely huggie this creature. He cares about other animals. He also eats eggs and bugs. Unfortunately, he’s still fat although being a vegan.

5. In China, people called Panda ‘Xiong Mao’ and in Taiwan he’s called ‘Maoxiong’. Xiong means ‘bear’ and Mao is ‘cat’. So, Panda is mixed between a biggie bear and sexy cat. All we guys know how cute Teddy Bear and Tom in ‘Tom and Jerry’ or Pussy cat in ‘Shrek’ or Garfield. If bear and cat are cute, the Panda is double-cute :) :)

6. Panda is a symbol of Tiongkok. They put Panda picture to their golden money. Panda is like golden. Treasure and priceless in long lifetime.

7. Panda is used to be symbol of friendship and cultural exchange between Tiongkok and Western countries.Panda were borrowed to US and Japan’s zoo. So, another word is Panda is a symbol of peace world.

8. Do you know World Wildlife Fund or WWF? International non-governmental organization working on issues regarding the conservation, research and restoration of the environment. They use Big Panda for their symbol. So, Panda is golden-heart and cares about global warming. They love earth and taking care their environment. Hey, how cool it is?

9. Panda is one of favorite animals in western because they so cute like little babies or a teddy bear which is live. They’re always taking a picture of Panda when they’re rolling down and relaxing while eating bamboos, not hunting other animals. Cause Panda always reflect as a cute animal and peace world.

10. You know Po in ‘Kung Fu Panda’? Or Genma Saotome in manga ‘Ranma ½’? They are movie and manga character. Po who is love his duck-daddy so much, like eating noodles and called ‘Dragon master’ and Genma who sense of kendo and always write what he want to say on blackboard chalk. They’re so amusing as well as Panda always does.Let’s be fans of Panda!!!



Novie
22/08/2011

#JUSTSPEAKING




Speaking about love…
People always do not get tired of speaking about this topic, especialy I am. Keinginan berbicara mengenai topik mahadahsyat satu ini terkuak setelah baru-baru ini gue kembali kerajingan melakukan hobi lama. Membaca dan menonton. Dari film Hollywood ‘Something Borrowed’ sampai film drama Korea ‘Dream High’, hingga novel ‘Kening’nya Fitrop. Awalnya iseng tapi berujung mikir.

Why those stories are so.. kalo katanya Fitrop itu.. so ty-pi-cal? Dan sama dengan kebiasaan jelek dan dosa borok gue. Skenario film serupa dengan skenario segilintir kisah saya.

WHY a friend is no longer friend where you are making friend with your friend with opposite sex with you?

When this question comes out, I don’t talk about friendship. I’m speaking about love..

And then my head, spontaneously, answers ‘WHY NOT?’


Speaking about memories…
I always fall in love with my friend again and again and again (in different time of course)


Speaking about films and novels…
1. Berhubung memori mengingat nama saya terbatas, saya pakai inisial saja yah. Di film drama ‘Dream High’, sebut saja si A dan si B, temenan dari kecil, nangis bareng, rebutan minuman bareng, pas gede naksir and then pacaran. Yah namanya juga drama, nggak mungkin semulus itu. Ada sedikit bumbu-bumbunya, datanglah si C, yang notabene sahabat si A dan naksir berat sama si A. Tapi yah tetep ajah si A naksir SAHABAT dari kecil (tolong sdistabilo gede-gede) yaitu si B.

2. Ada lagi film ‘Something Borrowed’, ada si X temenan lamaaaa ma si Y tapi malu nunjukkin perasaannya. Kemudian saking depresinya sama masalahnya, dia curhat dengan si Z yang ternyata selama ini memendam perasaan begitu dalam (cailah) pada si X. Dan yah.. as we know it, si Y naksir juga sama si X. mereka TEMENAN kampus, TEMEN ngerjain tugas bareng, TEMEN ngobrol dan TEMEN curhatnya. dan yang memamg si X temenan lebih lama ma si Y.

3. Nggak cuma film, ada novel ‘Kening’nya Fitrop. Ini kisah nyata di Fitropnya sendiri. Dia kenalan ma seorang cowok yang lambat laun jadi inceran dia. Tetapi sang cowok ga menunjukkan pergerakan yang signifikan dalam hubungan mereka, alhasil si Fitrop kecantol ma temen deket si cowok. Si TEMAN ini yang selalu Fitrop curhatin. Dan lagi-lagi Fitrop emang lebih intens temenan ma si 'teman' ini. Niat mau nebar jala ke danau eh yang kejaring empang tetangga. So ty-pi-cal. So human. So life. So me!

4. Hermaione and Ron Wesley 'Harry Potter', Chandler and Monica 'Friends', dan masih banyak lagi


Speaking about ‘friend-who-is-no-longer-friend’
Teman yang gue maksud di sini adalah orang yang awalnya tujuannya kita kenalan selatar belakang trus mau-nggak-mau-harus-kenalan terus yang kita benci atau hina atau remehkan awalnya karena orang ini aneh atau tidak ramah trus makin deket karena senasib atau seperjuangan terus mendadak sudut pojokan belahan hati bagian terdalam bergejolak kalau sehari ajah nggak ketemu atau ngobrol ma dia. Bawaannya kalau ngelihat dia seneng ato nyari-nyari nih alat penghentak jantung gue mana yah. Nah loh?

And then friend is no longer friend. Nah yang bikin mikir dari semua tontonan dan bacaan baru-baru ini adalah kok gue selalu naksir ma si karakter ‘teman’ yah? Si temen yang selalu dicurhatin dan selalu bertepuk sebelah tangan. Kalau jadi si A gue seratus persen pilih si C yang anak daerah, lugu, alim, apa adanya, yang mau sama-sama susah mulai dari nol. kalau jadi si X, gue pasti suka ma si Z yang omongnya ketus, apa adanya dan selalu membantu si X berpikir logis. Dan tentunya sama dengan Fitrop yang naksir ma temen curhatnya, walau mereka selalu saling curhat soal kecengannya masing-masing. Karena kenyamanan itu lebih besar lo dapatkan ketika bersama teman dekat lo. Think, talk, do, and show naturally everything. Is it my destiny to be melodrama or it's only my type? Once again, so typical...

Menurut saya, kakak itu teman, saudara itu teman, guru itu teman dan ended dengan pikiran jodoh itu teman. Teman hidup, teman berbagi segalanya. Susah bareng, nangis bareng, gila-gilaan bareng, tertawa bareng, sharing cerita bareng. Nah wajar kalau gue jawab ‘WHY NOT you’re falling in love with your friend?’

Tapi permasalahannya adalah gue ga bisa bedain mana yang seharusnya jadi jodoh, mana yang jadi temen. Kalau jodoh itu teman, tapi bukan berarti teman deket lo itu jodoh lo kan?


Speaking about truth...
One of my barrier now is 'once you make your friend becomes your lover, when it messes up, it's hardly for me to turn it back like we used to be... FRIEND.





Novie
22/08/2011

Saturday, June 11, 2011

Annyeonghaseyo



Pernah nonton drama atau film korea? Mungkin kamu sering lihat di tv semacam full house dan meteor garden (versi taiwan sih yang ini).

Pernah bicara dengan orang korea? Kali-kali ketemu di pinggir jalan, liat doski lagi ngojek nyari kimchi ato ketemu di pantai, lagi gendong cewek mabok di punggung.

Pernah kerja ma orang korea? Ehem, nah kalo yang ini pernah, cheers dulu ah pake arak ato bir dingin :D

Lucu ga lucu, sedeng agak sableng, pinter tapi nyusahin. Benar kata pepatah 'kamu bisa memilih pekerjaan, tapi kamu tidak bisa memilih BOS!'

Alkisah di suatu pagi yang cerah, tak ada pertanda atau sign apapun, masih asyik makan bubur ayam sate ati & usus di meja sambil baca miiko via komik online. Chat sana chat sini. Ngegosip sama beberapa teman dekat. Tiba-tiba, semua lenyap menjadi hari yang rusuh.

“Novie, siapa yg pegang produk X?” ujar seorang bos korea wanita saya yang saya sering 'bangga-banggakan' sebagai kakak saya hehe (mirip-mirip dikitlah, sama-sama sipit dan punya lesung pipit).

Trus teriak saya “SAYA MISS!” spontan angkat tangan tinggi-tinggi kebiasan dulu sering nanya di kelas (serius beneran angkat tangan).

“Trus yang pegang produk Y siapa?” tanyanya lagi.

“Citra miss!” teriak saya. Sang teman yang kerasa disebut namanya malah langsung berdiri, kebetulan tuh anak angkat tangan juga nggak berasa. Kontett hehe.

“Ayo kita miting sekarang!!!”

Jebret, jebret

Ketok palu. Tok tok. Hasil miting saat itu adalah Citra kebagian shooting hari ini juga dan gue kebagian besok karena kita pake chef orang korea yg cuma bisa dua hari di Indonesia (btw, gue kerja di salah satu home shopping terkemuka ehem).

Saat itu juga ketemu chef korea bersama antek-anteknya dan chef dari indonesia. Miting bilingual pun terjadi. Ada yang berdiskusi pake bahasa Indonesia, ada yang pake bahasa Korea, ada juga yang pake bahasa mimpi alias tidur (yang ini pastinya guweii). Rundown miting hari ini adalah nentuin bahan-bahan masakan yang mau dibeli. Saya dan Citra berperan penting sebagai tim belanja. Maka kita berdua sibuk nyatet belanjaan. Schedulenya jam 10 siang miting, break lunch, belanja, jam 4 on cam.

“Jadi siapkan semua bahan untuk 3 porsi. Jaga-jaga kalau ada kesalahan. Beli ayam 3 ekor, kerang hijau 3 kilo eh jangan 5 kilo saja, ikan gurame 5 atau 6 ekor yang ukuran sedang.”

Gue sama Citra sibuk mengganguk dan mencatat. Yang lain ikut berdiskusi. Masih dengan rapat bilingual berhubung chef Korea yang jauh-jauh datang dari Korea (yaeyalah) nggak bisa bahasa indonesia dan kita-kita mangap denger bahasa korea. “Beli kompor 10, gas can 30, oven 1, gunting 5, penjepit masakan 10, tissue dapur 6 pak.” Jeglek!

“Beli ikan kakap 6, bumbu gulai 6 pak, daging sapi 3 kilo, jagung 3 bungkus, ubi 4 bungkus, kecap manis ma saus 4 botol besar dan 6 botol kecil, telur 150 biji, semua bahan garnish dibeli dikali 6 porsi”. Eeett dahhh nulisinnya ajah udah kenyang. Catattt... (Makin lama makin nyerah sama tulisan yang nggak ada rapi-rapinya)

Di sela-sela miting, gue sama Citra gantian mondar mandir keluar ruang rapat karena banyak printilan lain yang harus disiapin saat itu juga buat shooting hari ini dan besok-besoknya.

“Jadi kita beli piring display 6, beli yg satu set. Kecil, sedang, besar”
Trus langsung gue nyaut “Di atas sudah ada”. Langsung bos lokal gue ngejawab “Beli lagi jangan kayak orang susah”. Beuhhh... Lanjut dicatatt..

Tak berapa lama, bos Korea gue yang cewek mangap-mangap “Beli ituuu yahh ituuu.. (bingung nyari kata yang tepat buat deksripsiin otaknya yang abstrak sambil garuk-garuk kepala dan benturin kepala di meja) ituu...”

Ini emang tingkah wajar boss korea cewek gue (satu-satunya yang lancar berbicara bahasa Korea, Inggris dan Indonesia) maklum doski panikan.

“Tenang miss, tenang. Bahasa inggrisnya apa miss”

“Oohh ituu, beli yang namanya potatoes' (Jyahh si kentang bikin masalah).

“Nah belinya yang bulet yah, buat disebar jadi garnish”

Trus gue langsung nyahut “kalo beli kentang, beli yang utuh ato dipotong-potong siap goreng miss? Lebih enak yg udah siap digoreng.”

“Bukan kentang bulat”

“Iyah yang buat garnish kan kentang koreng”

“Tidak beli kentang rendang yang bulett kecil-kecil”

“Kentang rendang miss???' Dan akhirnya permasalahan kentang mengentang ini diperdebatkan selama kurang lebih 15 menit dan berakhir dengan beli kentang utuh untuk garnish gulai ayam (yang maksudnya dipotong kotak-kotak buat side barnya ayam di gulai itu) haissss...

Tak berapa lama, teman saya datang ke ruang miting, gantian saya izin keluar karena dipanggil keluar. Ada kerjaan lain yg musti diurus. Semua daftar menu untuk shooting dua hari sudah dibicarakan juga.

Pas udah kelar kerjaan, saya pun balik ke ruang miting. DANG!!! Meja rapat isinya udah makanan lunch box korea yang gedenya lebay dan porsinya gila-gilaan. MANA CATATAN BELANJAANNYA??

Mulai panik.

Cari di kolong-kolong meja, nanya-nanya OB, nanya orang korea dan para chef. Untung bos gue yang lokal makan siang di luar. Cari-cari di meja kantor dan meja temen. Buka-buka semua folder sama file di meja (sempet kepikiran cari di tempat sampah bahkan).

Ya tuhan masa gue seapes ini. Sampe akhirnya setengah jam dicari nggak nemu-nemu. Dua lembar catatan belanjaan yang musti dibeli hari ini hilang. Rasanya pengen pura-pura pingsan. Pelan-pelan semua anak kantor pada sadar gue ribet sendiri. Malah becandain gue yang bikin mau pura-pura mati ajah.

“Novi, makan. Ayo makan abis ini belanja” boss korea mulai berisik. Dua suap berhasil ketelen tapi abis itu gue langsung balik ke meja, mulai mengais harapan di tumpukan kertas yang lain. Mana tuh makanan Koea enak dan komplitnya bukan main. Pake ada kimchi segala. Mana Citra lagi ke pasar bentar ambil pesenan celemek. Eh Citraaa!!!

Langsung telepon dia nanya dimana si catatan bedebah itu. “Ada nov di map gue di meja”. Astafirlohh.. Sembah sujud sukurrr. Catatan yang hilang itu catatannya Citra, secara gue udah nyatet tapi berantakannya alamakzang jadi setelah gue lengkapin catatan Citra, gue buang catatan gue. Mammamia!!!

“Ayo Novi belanja. Citra mana?” Celaka dua belas, citra lagi di pasar, mau marah-marahin abang-abang pasar bikin pesenan celemek nggak kelar-kelar. Buru-buru gue pergi berbelanja. Yaudah cabut ajah deh, eh pas mau berangkat, tiba-tiba suara temen gue yang cempreng langsung kedengeran. “NOPI!!!”, tuh temen ca’ul gue datang dari pasar. Kelar ambil map yang berisi catatan belanjaan bedebah itu langsung kita naik mobil ke Carrefour.

Kejutan hari itu tidak hanya itu saja. Ternyata gue sama Citra harus berbelanja bersama 3 orang Korea yang notabenenya tidak lancar berbahasa Indonesia dan kacrut berbahasa Inggris. JENG-JENG!!!

“Okeh mister, kamu beli oven, saya beli sayur yah. Okeh?” Tanya saya yang nggak mau belagu pake bahasa inggris belapetan. Pertanyaan sayapun diiringi anggukan mereka yang kemudian 20 menit kemudian mereka datang dengan troli kosong. Nggak dapet, katanya. Tapi kita sanksi mereka nggak nemu tempat ovennya dimana.

Ada satu yang paling lucu dari ketiga pria korea ini, namanya Mr. Kris. Doski paling ribet bawa-bawa troly, kesusahan nyari barang, akhirnya doski cuma jagain barang ajah (dan tentunya yang bayarin belanjaan secara dia pundi-pundi emas kita saat itu :D).

Saat gue lagi sibuk belanja, doski malah nyanyi “bangun lagi, tidur lagi, bangu lagi, tidur lagii, bangunnnn… tidurr lagiii…” (nadanya nggak jelas sama bahasa Indonesianya yang amburadul seratus persen bisa bangunin Mbah Surip dari liang kubur). “Ayo cepat saja novi!! Cepat saja!!” daritadi ngomongnya itu trus. Errr minta dibakar. Apalagi pas gue sibuk pilih cabe, doski ngomong “Novi yang itu lucu (sambil dagunya ngangkat seolah-olah nunjuk cewek celana pendek), tapi bukan selera saya.” Heleh, semprul. Lama-lama dicabein juga nih, lagi ribet juga.

Selidik punya selidik, doski ternyata lulusan jurusan Bahasa Indonesia di Korea (maklum bisnis Home Shopping katanya berpotensi besar di Indonesia). Umurnya kisaran 20an kalo nggak salah dari perkiraan. Dan dulunya pas di Korea doski ngakunya punya pacar trus diputusin pas ke Indonesia hari Jumat kemarin karena mau fokus kerja katanya. Agak culun orangnya, kecil, tingginya setara gue. Pake kemaja putih ma celana bahan itam rapi dann… yang paling ngehits pake dasi PINK!!!

Tingkah doski mirip-mirip anak kecil, pas temen gue salah nyebut parkiran, doski marah dan sibuk bilang “Don’t touch me!!! I’m angry”. Beuhh, nih orang kecil minta digoreng. Sibuk bayarin 5 troly belanjaan, gue kesian jga ngeliatnya karena dia baru seminggu di Indonesia dan masuk di kantor gue, gue nawarinlah botol minuman yang habis gue ambil dari freezer. Mendadak geplakan tangan teman gue hampir kena kepala gue. Temen gue bilang “Nyong, itu bekas lo tauk. Dia itu bos!!!” Astafirloh, khilaf nopi yah Tuhan :D

Setelah bayar semua barang belanjaan yang dibarengin dengan pertanyaan sang kasir “lagi buka restoran yah mbak?” trus kita langsung buru-buru ke kantor buat nyiapin semuanya.

Sempet ngacir ke pasar naik motor trus nyampe ke kantor buat bantu siapin resep-resep. Siapin masakan? Yah paling potong memotong bisalah, sampe akhirnya gue kebagian nyuci ikan. Dengan pedenya gue bawa tuh 3 ikan gurame gede-gede, balik-balik dengan polosnya gue balikin tuh ikan yang cuma gue keluarin dari plastik ma gue rendem air dikit.

Gue baru tau kalo nyuci ikan itu berarti dibersihin sisiknya ma insangnya. Lah nyuci baju cuma direndem doang pake sabun :O. akhirnya gue pun belajar nyuci ikan. Dalem hati, kalo setaun gue kerja di sini nggak bisa masak juga, kelewatan begonya gue. Setelah kemarin dapat tanda 2 irisan luka di jari, gue dapet 1 irisan cinta lagi dari bersihin gurame. Yassalam.

Okeh mungkin gue harus mendekati salah satu orang Korea di kantor gue. kali-kali gue bisa diajarin masakan orang Korea, yang mungkin nggak lebih ribet dari masakan Indonesia. Annyeonghaseyo mister, please teach me how to cook kimchi!!!




09/06/11
Novie

Tuesday, May 17, 2011

ZONK!!!

“Passion lo apa nop?” Sepenggal kalimat pendek menohok menghujam membombardir perasaan keluh di hati (ealahh…). Malem-malem dapet bbm kayak gitu bikin mikir abiss cuyy..

Dengan lugu mepet-mepet dungu, gue ketik ‘ga tau’. Eaaaa…Gue tau nih bakal panjang urusannya karena temen gue kental banget passionnya di musik and he’s really so talented!!!

Selang beberapa menit, gue lihat tweetnya “suka ngerasa kasian ada orang yang lupa passionnya apa.” (something’s like that lah yah tweetnya, search timeline-nya dia lama)

Mulailah gue berpikir menaikkan harga diri gue sebagai seorang manusia. Gue langsung ngetik ambisius emosional di bb. Ngambarrr…(Attention please! Huruf ‘R’ nya harus banyak seakana berteriak), trus present sesuatu lewat omongan komunikatif, trus gue pengen bikin novel, trus gue suka memanage sesuatu (note it! Bahasa halusnya jadi bos), gue pengen belajar bahasa mandarin (yaelah inggris ajah belapetan cuih..) biar bisa jadi tour guide (cita-cita sejuta umat supaya bisa keliling dunia zzzz..)

Nggak kalah cadas yang beda jauh ma cerdas, temen gue bales ‘lah banyak amat?’. Toeng… emang passion nggak boleh banyak? Pelit lo!

Pikir dipikir, logis juga yah. Trus yang gue kerjain sekarang bukan passion dong? Seakan menjawab pikiran gue, dia bales ‘bisa yah lo kerja yang buka passion lo?’ ehmm.. gue mulai ngerasa nih orang berguru ma Ki Joko Bodo.

“Nggak kok. Gue suka kerjaan gue. Mobilisasi tinggi yang gue suka, mengatur sana-sini, menulis, ngasih ide. Cuma produk-produknya ajah yang nggak gue cintai sepenuh hati. Buanyaknya nggak karu-karuan dan membutuhkan daya ingat yang besar ntuk mengingat tiap detil bagiannya.”

“Tapi jujur passion gue sebenanya di gambar. Bisa ga tidur seharian buat kelarin. Kalo lagi pengen harus langsung ngerjain kalo nggak ide titisan langit itu lenyap dimakan angin.”

“Seniman banget lo. sama kayak gue. Gue juga kalo mau bikin lagu langsung di komputer kantor nulis-nulis not lagu” bah, tepok tangan meriah di atas kepala gue bagi keteguhan hati teman gue ini.

Passion?

Ehmm…

Is there anyone can help me to define what passion is?

Passion kalo menurut gue sesuatu yang ingin sekali dikejar. Dulu SMP, selalu ranking 1, belajar mati-matian, begadang, selalu bikin PR, matematika selalu dapet 10 (kalo dapet 8 nangis eaaaa), nggak pernah bolos walau sakit meriang demam mengigil, paling sering dicontekin PR ma ulangannya di kelas (dan paling pelit ngasih jawaban), selalu jadi yang pertama ngumpulin hasil ulangan di kelas, kejar nilai UAN paling tinggi dan masuk SMA unggulan ke-Jakarta Barat (anjrit nih orang kalo nggak jadi presiden, berpotensi jadi calo tiket. Serem abesss)

SMA? pengen masuk kelas unggulan (yang akhirnya masuk kelas pendamping unggulan), dapet ranking 7 di SMA unggulan se-Jakarta Barat pas tahun pertama, masuk jurusan IPA dan terdaftar di kelas unggulan kimia (nilai kimia di raport kelas 1 gue 9,1) di tahun kedua dan di tahun ketiga mulai freak ma yang namanya UAN dan SPMB. Nilai 3 mata pelajaran gue di UAN pun 9 semua.

Ikut bimbungan belajar GANESHA OPERATIONS kelar sekolah, ikut try out, beli buku soal-soal SPMB iseng-iseng sore gue kerjain ampe halaman terakhir, ambil keputusan terbesar dalam hidup yaitu melepas jurusan IPA tercinta menjadi jurusan IPS demi jurusan yang tak juga saya sesali sampai sekarang. Seratus dua puluh persen meninggalkan pelajaran Matematika dan Kimia yang saya kagumi, mencoba memahami apalah artinya belajar Sejarah (hoekss…. Prinsip gue yang berlalu biarlah berlalu) dan tertarik belajar Ekonomi dan Geografi.

Saking freaknya di kelas bimbingan untuk kelas IPS gue udah kelar ngerjain semua soal Matematika, sedangkan guru masih sibuk nerangin langkah satu persatu 5 soal pertama (maklum gue freak yang namanya Matematika, nggak mau kalah, dan emang di kelas IPA udah diajarin lebih dulu). Anak-anak yang lain di kelas itu yang paling gue inget sibuk nanya warna baju Prom lo apa. Beuhhh.. (bahkan gue ga pernah ngerasai Prom Night. Nggak antusias.)


Jebol tes Seleksi Pemilihan Mahasiswa Beruntung (SPMB) yang dibarengi derai air mata sekeluarga antara bangga dan sedih melepas gue ngekost di Depok. Masa-masa kuliah gue udah nggak sefreak dulu. Santai , anteng. IPKnya rata-rata (yah dan emang mentok segitu). Hingga salah satu senior yang paling tak disangka, tak diduga lulus cepat hanya 3,5 tahun (hal yang membanggakan di jurusan waktu itu). Berkatalah ia “lo harus milih. Mau 3,5 IPK lo ato 3,5 tahun lulus lo.”

Berhubung IPK kagak nyampe segitu, ambisius sumpah pemudi ikrar janji setia pun dimulai. Peperangan emosional dan batin pun dimulai. Di semester tujuh yang menandakan ketujuh kalinya judul skripsi gue ditolak dan pembimbing skripsi sempat mengundurkan diri karena nggak sanggup ma gue (yang apa-apa serba buru-buru, it explains everything now). Dapet kata-kata pedas dan kritikan itu biasa. Lelah dan bingung apa yang harus diisi di skripsi tebal biar ikutan dipajang di rak-rak Jurusan. Mengejar dosen dan narasumber udah jadi senjata perang.

Kemudian semua mengalir sesuai jalannya. Mendapat topik yang paling gue banget yaitu ‘Jurnalisme Investigasi’, dapet link ke Trans TV, mulai belajar menulis sistematis dan berkesinambungan, telaten dan belajar menganalisis masalah dan akhirnya bertogalah saya awal Januari 2010. Yes, impian saya tercapai. Lulus 3,5 tahun. Kemudian lo mau ngapain nop?

ZONK!!!

Ngak ada lagi yang mau saya kejar sekarang. Lupa dengan antusias menggebu-gebu, ngotot, penasaran, dan pantang menyerah. Lupa caranya belajar..
Intinya lupa passion gue apa 

Novie yang lupa dengan passionnya
17/5/2011

Baju Hitam, Bendera Kuning















Melintasi Jalan Panjang, berpacu melebihi kecepatan normal
Menjadi yang paling depan
Membuka jalan untuk Yang Terakhir, menutup jalan bagi Yang Menuju Terakhir
Menuju TPU Joglo..

Baju hitam, bendera kuning…

Di balik jaket yang dikenakan, ada kaos hitam yang saya pakai.
Di balik genggaman tangan, ada bendera kuning saya kibarkan.

Baju hitam, bendera kuning…

Sabtu malam (14/5), saya mendapat broadcast message kabar dukacita ayah teman SMP saya meninggal. Kemudian semua berjalan begitu cepat hingga saya tidak ingat detilnya. Teman dekat saya yang lain menjemput, kemudian tibalah saya di rumah teman saya itu. Banyak tangisan, banyak teriakan. Rintihan yang membuat saya ingin menangis 

Beberapa kali saya dan teman saya itu nongkrong bersama dengan teman-teman yang lain. Keabisan ide mau kemana, kami pun memilih Kota Tua, Monas dan Taman Menteng. Nongkrong-nongkrong, makan-makan hingga subuh. Kami lumayan dekat, keluarga kami saling kenal. Dia salah satu teman yang tahu bagaimana transformasi bentuk tubuh saya. Dari yang dulu membulat hingga sekarang… membundar!!

Setelah berdoa Rosario dan ibadat sabda, semua teman SMP saya berkumpul mengelilinginya. Ada 7 orang di antara kami dan hanya saya yang wanita. Berpelukan, memegang tangannya, membelai bahunya. Bingung harus berkata apa 
Ayahnya meninggal di pesawat ketika sedang terbang ke Solo bersama ibunya. Mereka berencana menjenguk orang tua mereka yang juga sudah mulai sakit-sakitan dan rindu ingin melihat anaknya. Jantung ayahnya memang sudah mulai melemah dan sering bolak-balik ke rumah sakit, tampaknya pun sudah tak cukup kuat melakukan penerbangan pesawat. “Yang paling sedih gue liat, dia itu kalo tidur malem-malem harus ngadep ke bawah, liat dinding. Kalo nggak, yah nggak bisa tidur, sesak katanya. Kalo siang baik-baik ajah malah. Biasanya nggak gituh, dulu sebelum kerja di pabrik yang sekarang, justru siangnya sesak terus, malemnya bisa tidur.” Suara pelan teman saya yang sayup-sayup mulai tak terdengar akhir kalimatnya.

Semua teman saya pun berkata “lo sekarang kepala keluarga ris. Harus kuat. Inget kepala keluarga!“ Ehm.. baru kali ini saya mendengar pembicaraan antar pria yang serius. Mungkin kalau saya yang diberitahu seperti itu, tangis saya akan lebih kencang. Lain dengan teman saya yang justru menarik napas dalam dan menghapus air matanya. Tanggung jawab seorang lelaki.

Adiknya perempuan yang nomor dua justru terlihat sebaliknya, dia berdiri tegak denan mata bengkak menerima bela sungkawa. Meski umurnya masih sekitar 20 tahun. Terlihat sekali ia paling tegar. Sedangkan adik perempuan yang ketiga dan juga paling kecil sangat terpukul, ia berteriak ‘mau ikut papa’ berulang kali. Kira-kira usianya 17 tahun. Maklum hari itu tepat dia berulang tahun 

Masih segar, bersenda gurau, makan-makan merayakan adiknya berulang tahun sebelum ayahnya benar-benar ‘mengudara’. Teman saya sendiri yang mengantar ke bandara. Sedih rasanya.

Hingga jam 2 pagi, kami masih bersama hingga kami semua pamit pulang dan berjanji besok akan ke sana lagi sebelum jenazah datang dari Solo. Namun salah satu dari kami tetap tinggal menginap di rumahnya. Sempat teman SMP saya itu mengajak main capza (yang terus saya bales dengan kata ‘sableng’). Semakin banyak saudara yang datang. Semakin banyak rintihan.

Baju hitam, bendera kuning..

Dan di sinilah saya, di Jalan Panjang, dibonceng salah satu teman saya menuju ke TPU Joglo. Berusaha mengalahkan motor-motor lain untuk menjadi yang terdepan agar jalan terbuka untuk ambulans yang membawa jenazah. Melambai-lambaikan bendera kuning agar diberi jalan, menunggu 5 mobil pribadi dan 4 metromini agar juga diberi jalan. Sekitar 40an sepeda motor ikut menemani di depan, belakang dan samping iring-iringan. Almarhum dikenal orang yang sangat baik di lingkungannya. Setelah iring-iringan melewati kami, motor pun mengebut liar terus membuka jalan agar Yang Terakhir mendapat jalan yang lapang untuk beistirahat.

Baju hitam, bendera kuning..

Gerimis di hari yang terik. Mengikuti proses pemakaman. Menyanyikan lagu gereja yang menyiratkan ia telah ‘hidup’ bersamaNya. Melihat istri dan anak-anaknya almarhum menangis dan menebar bunga di tanah merah yang lembek. Kuburan-kuburan yang sudah ada bertahun-tahun yang lalu diinjak-injak. Merinding melihat teman saya berlutut di bawah nisan ayahnya seselesai prosesi terakhir. Bergantian teman-teman saya memeluknya dan memegang ibunya takut-takut pingsan. Hari itu pun saya menangis.

Baju hitam, bendera kuning..

Silih berganti orang-orang berkata ‘papa sudah tidak ada sekarang yah.’ Kepada adik yang paling kecil

Baju hitam, bendera kuning..

Memohon diberi kesempatan lebih banyak untuk membahagiakan orangtua dan membuat mereka bangga

Baju hitam, bendera kuning..

Doa saya menyertai kepergian beliau..

Novie
17/5/2011

Sunday, May 8, 2011

Yes, We're On The Track

Bangun lebih pagi sebelum alarm 'berbunyi', membuang semua isi lambung dan usus, mengecek twitter, bersih-bersih, pakai soflens adalah rutinitas pagi saya. Rapi diri, rapi sana rapi sini, berangkat kemudian sampai kantor. Keluar rumah memulai hari seperti biasa.. seharusnya..

Namun ada yang berbeda di hari ini sampai saya bertemu 2 anak kecil di seberang gang rumah. Keduanya anak perempuan. Yang satu berambut panjang lurus, bermata besar, bermuka khawatir, meremas kaus lusuhnya dengan genggaman kecilnya. Yang menarik dari anak ini, ia memiliki potongan poni yang miring atau sama sekali tidak rata.

Anak perempuan yang satunya lagi malah jauh berbeda. Dia berambut panjang keriting, matanya kecil, tertawa-tawa, teriak-teriak, lompat-lompat. yang saya lihat dia memegang 2 koin Rp. 500,- perak.

Hati nurani saya menyeruak ketika sang anak berambut keriting berteriak-teriak, lompat-lompat sambil berkata "Ayo nyebrang!!!" sambil menunjuk jalanan di depannya yang sepi. tapi anak berambut kurus justru diam dan matanya menyiratkan kepanikkan.

Kuberanikan diri membantu mereka menyebrang, niatku. Kemudian saya pun menghampiri mereka.
Kakak kepo(KK) : "Dek, mau nyebrang?"
Adik manis berambut lurus (AMBL) : (menggelengkan kepala) "Kakak, mobil merah itu sampai pesing ga?" (menunjuk salah satu angkutan umum)
KK : "Nggak, yang ke sana warna kuning. mau ke pesing yah?"
AMBL : "Iyah mau main ke rumah teman."
KK : "Yaudah ikut kakak ajah, kakak searah ke sana"

Kemudian tak berapa lama, si mobil kuning pun datang. sepanjang perjalanan. Kedua anak tersebut semakin menunjukkan muka khawatir dan bingung. terus melihat jalan. seakan bertanya "lagi-dimana-nih-gue-sekarang-semoga-kakak-cantik-ini-tidak-menculik-saya". muka bereka bertambah khawatir ketika bis metromini di belakang mobil berhenti mepet seakan-akan mau menabrak mobil kuning ini. Terus melihat gedung-gedung dan rumah sambil mengenali jalan kurasa.

Mereka terlihat kebingungan dan panik. Terlihat sangat kecil di jalanan yang agak besar ini. Sama seperti saya yang terlihat terlalu kecil untuk dunia ini. Sometimes i feel that i'm too small for this world...

Saya mempunyai kebiasaan anti sosial ketika hendak di jalan hendak berangkat ke kantor. Bengong, melihat perilaku ibu-ibu berpakaian kerja rapi dan tok hitam ketat, memandang kosong jalan raya adalah hobi terpendam saya. Tetapi melihat kedua anak kecil ketakutan menjadi sebuah inspirasi tersendiri saya. Begitu kecil hingga bingung harus berbuat apa. Sama dengang saya yang begitu kecil, tidak tahu arah, hanya pergi ke tempat Dia menunjukkan instruksi ketika saya bertanya kepadaNya.

Mereka, kedua anak perempuan tersebut, terlalu kecil hingga bingung harus kemana. meski saya sudah menunjukkan arahnya dan mereka berada di tempat yang benar dan searah dengan tujuan mereka. tetap saja banyak kekhawatiran tersirat di wajah mereka.

Berkaca pada mereka, saya yang selalu ditunjukkan arah tetapi tetap saja selalu banyak kekhawatiran. Apakah ini salah? apakah saya seharusnya tidak begini, tidak begitu? Yah, saya sudah berada di 'track' atau angkutan yang benar. Yang sudah Ia persiapkan. Tetapi kenapa selalu ada kekhawatiran dalam benak saya?

Takut-takut salah. takut-takut nyasar... kenapa harus takut?

We'are on the track!!! Yes, track Dia.















Sungguh refleksi pagi yang inspiratif dari-Nya di kala galau menyerang sehari-hari ini.

Kemudian tak berapa lama, mereka terlihat rileks.

Kemudian si anak perempuan berambut lurus bermuka panik ini bertanya ke anak perempuan satunya lagi "kamu tau daerahnya kan?" si anak rambut keriting mengganguk. kemudian mereka mengobrol beberapa kali dan tertawa.

Tak lama kemudian, masuklah pemuda berheadphone besar yang merokok di depan dua anak ini. merasa saya melihatnya terus dia pun mulai mematikan rokoknya.

Kakak kepo pun mulai mengajak mereka berbicara lagi.
KK : "kalian kakak adik?"
AMBL : "Nggak"
KK : "Kok nggak sekolah dek?"
ANBL & Anak manis berambut keriting : "lagi pere' kakk" (ucap mereka hampir berbarengan)
ANBK : "Abia bosen kak di rumah nggak ada teman. jadi main ke rumah teman"

Merasakan saya sebentar lagi saya akan turun, saya pun mulai memberikan instruksi apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Tersenyum sebentar, turun dari angkutan untuk menunggu angkutan lain.

Yes, we're on the track.

Inspirasi dan refleksi bisa datang darimana saja dan dalam bentuk apa saja. Semisal hari ini, datang dari dua anak perempuan. aah.. sayang saya lupa menanyakan nama mereka. Terima kasih adik yang telah memberi kakak sebuah 'arah'.

Novie
09/05/11

Friday, March 18, 2011

Nangkring nongkrong ala warung kopi

Lama tidak menulis di 'angkringan' ini membuat saya menjadi ketagihan nulis. seperti reuni dengan kawan lama, tak henti-hentinya saya ingin menceritakan semua yang terjadi kepada kawan saya itu. ibarat sekarang ada di warung kopi; duduk-duduk mengobrol dengan kawan lama; sembari menyeruput segelas kopi favorit saya, irish cream blended coffee (apapun namanya asal ada rum di kopi atau coklat panas/dingin saya pasti suka).

saya pun ingin menceritakan kisah saya. ehem.. (like someone care whossaaahh..)

kawan, sekarang aku memiliki pekerjaan baru (seperti yang saya inginkan dari dulu-dulu). profesi baru, tempat baru, teman baru, atasan baru, dan tentunya gaji yang baru. namun masih di bidang yang sama yaitu broadcasting. Tapi tentunya di program yang berbeda.

Bergerak dari cita-cita menjadi news anchor kemudian ada beberapa alasan yang memungkinkan saya tidak menginginkannya lagi. kemudian memantapkan jejak langkah menjadi reporter media online (karena basic pendidikan saya yang jurnalisme), seizin Tuhan saya menemukan lahan yang membuat saya jatuh hati yaitu lahan produksi dan kemudian di sinilah saya sekarang. di tempat baru.

reporter, production assistant (PA) dan kemudian copy writer. reporter membuat saya senang dan 'menemukan' diri saya tetapi saya tahu saya harus belajar banyak dan berdedikasi tinggi untuk menjadi bagian di sana. Tetapi hujan badai petir yang menyambar saat bekerja di sana tidak membuat saya semakin just-into-you (ngomong apa toh nop nop). Seluk beluk dunia jurnalisme di bangku kuliah justru malah tidak membuat saya ingin terjun di dalamnya. Menyukai tetapi hanya menganggumi dari jauh. Lain halnya dengan production assistant, kalau dia itu seorang pria pastinya saya sudah melancarkan jurus-jurus jitu pedekate. Ehm…

copy writer? Dari zaman SD, saya memang suka mengarang. Perihal memanjang-manjangkan kalimat dan memperbanyak lembar jawaban ujian bukan masalah sulit bagi saya (sombong dikit guys). Tetapi kalau soal kesinambungan antarkalimat dan stick to the topic itu perihal lain hohoho.. tak disangka, anak –lapangan ini kebagian jatah di depan computer terus. Ketik sana, ketik sini..


dan disinilah saya.. berada di kantor yang baru (3 minggu itu masih baru kan?), posisi yang belum pernah saya lakukan sebelumnya tetapi diberi kesempatan melakukannya. Saya senang! Melakukan sesuatu yang baru membuat saya terpacu. Berada tepat di depan computer yang baru saya dapat 2 hari yang lalu, mendapat semua fasilitas yang saya butuhkan (meja buat merebahkan kepala ketika selesai makan, telepon untuk mengobrol dengan teman, speaker dan headset untuk nonton trailer film, colokan untuk ngecash BB (kalau sampai dibaca bos habislah saya). Di samping kanan meja bos saya atau yang saya panggil komandan (dan dia balas panggil saya sipit atau cina watdezig) dan di samping kiri saya seorang teman baru. Baik, ramah, sabar mengajarkan saya. Yang terakhir ini nih yang saya paling salut dari dia. Kalau di kantor alam saya punya genk unyu (5 orang cewek single, menarik nan kece), di sinipun saya punya genk unyu part 2. Beranggotakan 4 wanita cantik muda dan masih itungan anak baru juga.

So far menyenangkan, baik-baik dan santai tapi seru. Ehm..

Jarak dari rumah pun lebih dekat dan jam kerjanya pun lebih beradab untuk ukuran bidang broadcasting. Job desknya masih bisa terhandle. Pulang pun rame-rame bersama genk unyu karena sebagian besar rumah kami searah. So far seperti itu. Tapi ada yang tak bisa tergantikan dari pekerjaan saya yang lama….

Tak tergantikan..

Yaitu teman-teman-yang-paling-asik-sedunia

Yang satu ini yang paling berat ditinggalkan dan paling sulit tergantikan. Sahabat, teman nongkrong, teman nyushi bareng, teman minum kopi bareng, teman nyampah, teman menghina bareng, papih, semuanya.. tak tergantikan.

Whoosaahh..

Tapi begitulah hidup. Terus berjalan kawan. Toh saya tidak kehilangan mereka  hidup memang begini, terus berjalan, terus belajar.

Kata seorang teman, saya memiliki unsur tanah. Perlu dipupuk terus kalau tidak akan mati. Belajar terus. Saya percaya hanya ada 2 pilihan yaitu belajar atau mati.

Whosaahhh…

Apa yang saya dapatkan sudah lebih dari cukup. Lebih dari yang saya pinta, lebih dari yang saya bayangkan.

(seruput kopi saya) baiklah kawan, segitu dulu obrolan kita. Sudah waktunya bekerja sekarang. Next time kita ketemu lagi di warung kopi ini yah bung. Jangan bosan-bosan yah.

Tegukan terakhir irish coffee hari ini.

18/03/11
Novie

Thursday, March 17, 2011

It's about move on fellas

Lama saya tak berkunjung ke 'tempat sampah' ini. Banyak moment atau chapter yang sudah tidak saya buang ke tempat ini. mengapa? itu berarti hidup saya sedang baik-baik saja atau 'lebih' dari baik. Egois memang. Di kala hidup saya baik, saya melupakan 'tempat nongkrong' ini. Bukan begitu, saya agak susah mencurahkan kebahagiaan saya dibanding menumpahkan kekesalan atau ekmarahan saya haha.. aneh betul yah? lagipula saya tidak mau menumpahkannya di 'tempat sampah' karena semua yang etrjadi 'luar biasa'. Di pikiran saya pun, semua tidak ada yang abadi. Ketika saya menumpahkan kebahagiaan atau good story in here. it's just the matter of time. it's not taking any longer time to be taken from me.

Saya lebih suka menceritakan kemarahan atau kesedihan saya karena ketika saya baca ulang nanti, saya akan berkata 'hell no, how stupid i am. what the hell i'm thinking about when i wrote this story?' dan saya tidak ingin mengulanginya dan bertekad untuk memperbaiki diri saya dari waktu ke waktu.

Nah, what's going on here??? halahh... pertanyaannya sekarang saya ingin berkunjung ke 'angkringan' ini? (saya namakan angkringan karena ini tempat yang asyik untuk nangkring dan nongkrong halaahh).

Kemarin karena sedang tidak ada kerjaan (tumben) tergeraklah hati saya untuk membuka angkringan ini (by the way, saya berhasil 'menyebrang' loh ke tempat kerja yang lain ;D). kemudian tertangkaplah mata saya pada judul postingan salah satu mantan teman sekantor saya, judulnya 'jalan di tempat' (thank you ucha for you inspiration hehe).

Judul ini ibarat ada hujan pisau menancap semua pojokan dinding hati saya (halahhh). berpikir, merenung, meratapi, mengingat-ngingat, berpikir lagi dan bertanya 'apakah saya juga berjalan di tempat?'

kemudian saya berkomentar di postingan teman saya 'kamu yang emrasa berjalan di tempat tetapi mungkin orang lain tidak melihat seperti itu. benih sudah ditabur, hanya belum kamu tuai hasilnya. mungkin tak sepengetahuan kamu, benih itu sudah tumbuh akar dan tunas di dalam tanah. hanya belum terlihat saja dari sudut pandang kita yang hanya melihat dari atas. bagaimana kalau kita lihat dari bawah?' (serius ini lebih panjang dari komen sebenarnya haha).

Saya akui saya berjalan sekarang. entah bergeser atau berpindah saya tidak tahu. yang saya ketahui, saya sudah benar-benar BERPINDAH sekarang. pindah dari tempat kerja yang dulu, berpindah dari hati yang dulu. saya berjalan? iyah, saya sudah berjalan sekarang. tetapi apakah perjalanan saya membuat saya sudah benar-benar berpindah? saya sudah berjalan ke tempat lain tetapi maksud saya ini adalah saya masih terus berjalan. saya tidak msu setelah saya mengambil keputusan besar, saya berpindah tetapi saya mau terus berjalan. saya adalah manusia yang tidak pernah puas. ini bisa jadi pisau bermata dua bagi saya.

Selalu iri pada apa yang orang lain punya dan tidak mensyukuri apa yang saya punya sekarang. simple rules, hard to ignore, easy to do it.

Apa arti move on bagi anda? kalau menurut saya, move on itu adalah ketika kamu merasa berjalan di tempat sedangkan semua orang di sekitar kamu sudah berlari. ketika kamu merasa seperti itu, itu tandanya kamu HARUS move on. got it?

You left behind...

Lucunya semua orang pasti akan merasa demikian, di pandangan saya sebagai orang yang tidak pernanh puas, saya akan selalu merasa berjalan di tempat sedangkan semua orang berlari. aneh!

Susah memang merumuskan ini. ketika saya pergi jauh kemudian ketika saya menoleh ke belakang, semua orang terlihat berlari. ketika saya balas berlari kencang, logika saya menentangnya dan membalas 'you have your limits novie'. dan sedetik kemudian, saya menyerah dan tetap berjalan meski tertatih-tatih.

Saya menganggumi setiap detik proses dan chapter yang terjadi di hidup saya. segala proses saya harus bertemu dengan teman-teman yang memang saya takdirkan untuk bertemu dan berpisah. melepas kepergian teman-teman yang satu persatu pergi keluar kota, melepas pergi teman-teman kost-an saya yang tercinta, melepas pergi teman-teman ketika wisuda bersama dan yang paling berat kini (dan mungkin yang terbaru) melepas pergi teman-teman sekantor saya yang dulu (whosaahhh...). one of the best chapter in my life. i'm telling you, it's not the matter of my selfish thing or whatever, ini permasalahannya ketika apa yang kamu lakukan sudah di luar logika atau make sense. saya percaya keseimbangan hidup. ketika sesuatu sudah mengalahkan logika semisal dalam mencintai pria/wanita atau melakukan pekerjaanmu, itu berarti ada yang tidak beres dan tandanya kamu harus move on. got it? (kalau susah dimengerti ya sudahlah ini hanya keruwetan pikiran saya).

Ketika sesuatu sudah di luar logika saya, itu menandakan saya harus move on. simple rules again! menurut saya itu. kalau ditanya definisi di luar logika adalah ketika saya memberikan semua yang terbaik dari saya tetapi saya tidak mendapatkan semua yang terbaik. itu berarti ada yang tidak beres. apakah saya egois atau tamak? atau mungkin saya tidak sabaran? semua yang terbaik datang pada waktu yang tepat kata orang. tetapi saya tidak cukup naïf untuk tidak berkata jujur. ada kalanya kamu mendapat bisikan dari langit (halah) atau feeling yang terbisikan dari Tuhan bahwa it's not going anywhere unless you move on.

Kamu tahu BANYAK orang di luar sana yang menasehati dan memberi masukan ketika kamu tahu kata-kata mereka tidak bisa didengarkan dengan 1 kuping saja, itu pertanda dari alam meneriakkan kata ‘MOVE ON!!!’

Semua orang memiliki berbagai versi problems dan batasan move on-nya. Seperti pula saya. Dan ketika kata-kata ini menyembur keluar berupa susunan padu padan kata di ‘angkringan’ ini, itu berarti ada sesuatu yang saya pikirkan. Saya tidak cukup naïf untuk tidak berkata jujru di sini. Meski versi saya saya sudah move on, tetapi tidak cukup tegar umtuk berpendirian teguh hahaha…

Saya mencintai semua yang terjadi di hidup saya dan yang pernah saya miliki atau sampai sekarang saya dapat. Tetapi saya tekankan di diri saya bahwa ini hanya sementara. Tidak akan berlama-lama. Maka saya harus terus berjalan dan move on. Berjalan yang berpindah untuk jadi yang lebih baik. Namun keraguan selalu datang menghampiri. Keraguan kemarin dan hari ini adalah apakah saya tetap berpindah sekarang di kala semua orang sudah berlari (pertanyaan egois ini kembali muncul)? Bukan mengenai pekerjaan saja tetapi perihal aktualisasi diri dan cita-cita saya.

Sekarang yang bisa saya lakukan adalah memberikan yang terbaik dari saya. semua ada waktunya. i'm pretty sure of it. tidak perlu cepat-cepat. saatnya diri ini tidak ditentukan target. bernafas sebentar. buka mata dan telinga lebar-lebar. tampung semua yang kamu sukai, inginkan atau bahkan tidak kamu inginkan. atur strategi. di kala yang tepat, jalan itu akan terbuka (for god sake, hanya saya dan Tuhan yang tahu apa yang saya maksud haha). The end of the story yeah!!!

18/03/2011
Novie
yang berpacu dngan waktu dan ambisi

Monday, January 24, 2011

Persimpangan jalan



Ada anak kecil di seberang jalan. Dia berdiri di garis hitam-putih bersiap-siap akan menyebrang jalan. Kakinya persis menginjak garis putih di pinggir jalan. Dia sedang kebingungan sekarang. Apakah ia tetap di tempatnya, menunggu semua pejalan kaki ikut menyeberang agar ia tetapi selamat, atau ia menyeberang sendiri karena baginya jalan itu sudah aman untuk diseberangi.

Di tengah kebingungannya, ia melihat lampu hijau menyala. Okeh, saatnya saya menyebrang, pikirnya. Mobil sudah tidak ada yang melewatinya, jalan aman, awan cerah bersinar. Okeh, saatnya saya menyebrangi jalan. Tetapi ketika ia akan menyebrang, ia melihat ke kanan kirinya. Ia kembali bingung kenapa tidak ada orang yang menyeberang juga.

Ketika itu, di pinggir jalan, ia bersama teman-te man sekolahnya. Masih dengan seragam sekolah bersama teman-temannya, ia berniat membeli es krim di seberang jalan. Entah kenapa hari itu ia sangat lapar. Rasanya ia mau menelan 2 es krim sekaligus. Ia sudah mencoba es krim di jalan itu dan ia penasaran dengan es krim di sebrang jalan. Maka, ia dan teman-temannya pun bersama-sama di ujung jalan bersiap-siap menyeberang.

Hingga lampu masih berwarna hijau, tidak ada satupun yang beranjak dari tempat.mereka berdiri. Semua masih sibuk. Ada yang mengobrol, ada yang sedang sibuk dengan barang bawaannya yang banyak, ada yang santai bersandar di tiang listrik.

Okeh, saatnya saya menyebrang sekarang. Es krim di sini enak tapi saya yakin di seberang jalan mungkin punya es krim yang lebih enak, pikirnya kembali. Baginya es krim itu enak tapi tidak cukup enak memuaskan hasratnya. Es krim itu nikmat apalagi ketika dimakan bersama-sama temannya. Tetapi dia merasa cokelat, rasa favoritnya, itu tidak disajikan dengan sangat baik. Harga yang harus ia bayar tak sesuai dengan rasa cokelat yang ia inginkan. Awalnya ia berpikir, mungkin karena ini pertama kali ia memakan es krim, cokelat ini mungkin yang terbaik. Tetapi bagaimana ia bisa tahu rasa cokelat dio es krim lain yang mungkin bisa lebih enak? Atau justru lebih pahit?

Berpikir lama, masih di tempatnya, kemudian ia berpikir bahwa tidak ada salahnya ia mencoba, toh ia sudah punya perut setangah kenyang. Ketika ia menyeberang mendadak tangannya digemggam erat oleh salah satu temannya.

Kata temannya, ”sebentar, aku takut menyebrang sendiri. Sebentar lagi lampu pasti berubah lagi. Nanti kita ketabrak. Kita tunggu saja sampai lampu itu berwarna hijau lagi.”

Okeh, saya lewatkan lampu hijau itu hingga ia berubah warna menjadi merah lagi. Tunggu punya tunggu. Lampu kembali berwarna hijau. Ketika saya mau menyeberang, teman yang lain menatap saya dan berkata...

”Tunggu dulu, kamu yakin mau ke sana, perut kamu kan sudah kenyang di sini. Buat apa ke tempat es krim lain. Tunggu sampai perut kita lapar lagi yuk.”

Okeh, saya lewatkan lampu hijau itu. Kembali terdiam sambil terus menunggu lampu berubah menjadi merah lagi. Teman yang lain memegang bahunya dan kemudian berkata ”Gimana kalau rasa es krim itu nggak enak? Gimana kalau tenyata lebih mahal harganya? Gimana kalau kamu sudah menyebrang, sampai di tempatnya. Ternyata tukang es krim sedang tidak berjualan. Kamu kan rugi.”

......


Masih di tempatnya berdiri, tetap melihat lampu hijau menyala terang di tempatnya, matanya pun beralih melihat ujung jalan tempat yang ia tuju di sana. Kabur memang, tidak terlihat begitu jelas bagaimana pertokoan dan pemukiman di sana. Maklum ia hanya berjalan di ruas jalan yang sama dan memakan es krim yang sama setiap hari. Hingga ia tahu hafal berbagai lubang di jalan itu, berbagai perbaikan jalan yang belum juga tuntas, dan berbagai pejalan kaki yang ia temui setiap hati ketika ia melewati ruas jalan tersebut. Ia merasa ia harus menjelajah ke ruas jalan lain. Jalan ini sudah terlalu sering ia lewati sehingga saatnya ia pindah ke ruas jalan lain dan menikmati es krim lain. Jalannya tidak semakin kecil ketika ia beranjak dewasa dan es krim nya pun semakin lama semakin menurun kualitasnya sehingga perlu ia pindah ke jalan lain dan mencoba es krim di sana.

Ia merasa saatnya ia menyebrang sekarang. Bukan ia tidak ingin menyebrang dengan teman-temannya yang lain tetapi perutnya sudah kembali sangat lapar. Ia ingin mencoba es krim di tempat lain. Lampu hijau sudah menyala terang sekarang. Perutnya sangatlah lapar, keinginannya sudah tak terbendung. Ia mau mencoba es krim lain. Agar ia tahu apakah es krim di tempat lain enak atau tidak.

Es krim itu sudah tidak terasa enak di lidahnya. Sangat pahit. Semakin hari semakin pahit. Ia pun sudah tak seantusias ketika awalnya ia baru mau makan es krim itu.

Lampu hijau kembali menyala terang. Saatnya ia untuk menyebrang jalan.

Thursday, January 20, 2011

Batu

Ada batu di sana. Batu besar menghalangi jalan Hampir satu tahun berjalan tetapi batu itu tidak mengecil atau bahkan menghilang. Batu itu justru malah kian membesar. Kubawa batu itu kemana aku pergi, kemana aku bergerak.

Semua orang memiliki batunya sendiri. Ada yang bisa menyembunyikannya di sakunya, ada yang bisa menentengnya. Sepuluh kilo pun hanya terasa beberapa gram saja di tangannya. Tetapi kenapa saya tidak mengindahkan ‘batu’ itu?

Ada apa dengan saya? Ditempa saya sering, dibanting juga tidak sedikit. Tetapi saya tidak pernah belajar menghadapi lingkungan baru sehingga batu itu terus ada dan tampak atau bahkan transparan sehingga semua orang bisa melihat.

Hinaan, cacian, amarah, penolakan sudah saya dapatkan. Tetapi kenapa saya tidak juga pintar menyembunyikan batu itu. Batu itu sekarang sudah memenuhi pikiran, bahu, dan hati saya.

Tidak juga mengecil
Tidak juga hilang
Tidak juga nertambah tingan

Justru semakin besar
Semakin terlihat
Dan semakin banyak

Apa yang salah dalam diri saya?
Apakah saya cukup bodoh, tidak bisa mengeluarkan suara sedikit pun.
Ini hanya palu kecil yangs sedang menempa batu saya, kemudian saya oleng, kehilangan keseimbangan dan goyah.

Saya hanya bisa diam, tidak bisa berpikir, kemudian tidak bisa melakukan apa-apa.

Ada batu di sana, ada ketakutan di sana. Ketakutan itulah yang menjadi batu terbesar. Ketakutan dan beban itu masih ada di sana.


21/1/2011
Novie