Karena hidup tidak hanya menarik nafas, tetapi juga menarik makna di balik fakta...

.

Tuesday, November 30, 2010

1 Desember 2010



1 Desember 2010
09:11 AM

Aahhh… bulan favorit saya sudah selesai. Bulan yang saya sebut sweet-bitter november. Bulan yang mengajarkan saya arti kenangan, pertemuan, perpisahan, kerelaan dan keikhlasan. Bulan menemani mama di rumah sakit, bulan saya dilahirkan dan bulan saya ‘berpetualang’ ke negri lain.

Tuhan, terima kasih karena satu babak kehidupan telah saya lewati. God is Architect. God is Director. Kata-kata ini saya dapatkan dari film Cin(T)a. Tiap babak dan desain telah ia ciptakan buat kita loh kawan.

Saya sekarang bekerja di dunia pertelevisian. Karena itu, saya mengibaratkan Tuhan sebagai director. Ia sudah menciptakan sebuah konsep yang bagus untuk masing-masing anaknya. Bukan konsep untuk mendapatkan rating di atas 3.0, melainkan konsep terbaik yang dapat mendidik dan menguatkan kita dan orang-orang yang menontonnya.

Dia sudah menciptakan script terbaik. Dia sudah menyiapkan semua kru-kru yang memang sudah ‘diatur’ untuk bersama kita menjalani babak ini. Ada kru-kru yang memang ditakdirkan bersama kita, ada kru-kru yang dibuat tidak bersama kita namun memberi pelajaran berarti untuk kita. Ia tidak pernah memberi kru yang salah atau script yang salah.

Tidak pernah ada istilah ‘cus’ atau ‘retake’ seperti yang kita pakai kalau ada pengambilan gambar yang salah. Tidak ada istilah ‘tak layak tayang’ atau ‘gagal qc’. Karena memang semua dibuat sedemikian rupa sesuai rencana Dia. Tetapi selalu ada istilah ‘revisi’ buat kita semua. Bisa kok kita memperbaiki semua kesalahan kita. Selalu ada waktu, selalu ada kesempatan. Selama kamu masih bisa baca tulisan ini, semua masih bisa berusaha lebih baik kok ;))

Rencana kita memang banyak, tetapi rencana Tuhan yang terbaik.
Kemauan kita banyak yang tak masuk akal, tapi kemauan Dia selalu beralasan.
Cita-cita kita membumbung tinggi, tetapi Tuhan telah menciptakan kita untuk cita-cita-Nya yang lebih tinggi.

Saya ingin itu, saya begini, saya ingin begitu. Tetapi Tuhan telah membuat jalan dengan arahnya. Selama kita mengikuti jalan dan arah yang telah disediakan, kita pasti takkan kesepian dan kekurangan.

Baru-baru ini, saya mengikuti sebuah misa yang paling mendamaikan hati saya. Di sebuah gereja yang terbesar yang pernah saya kunjungi. Misa yang membuat saya banyak berpikir. Ada sebuah ayat yang paling saya ingat ‘mintalah maka kau akan diberikan’. Kurang lebih begitu bunyinya. Ketika kamu merasa kecil dan tidak mampu, mintalah.. Mungkin sebagai manusia kita terlalu banyak meminta dan memarahiNya bila ia tidak memberi apa yang kita minta. Tetapi dia itu Maha Baik kok. Dan dia pencipta kita dan kehidupan kita, jadi kepada siapa lagi kita bertumpu dan memohon?

Kalau permintaan kamu belum dipenuhi. Ingat deh, pepatah lama mengatakan, tuhan hanya memberi kita 3 jawaban atas permintaan kita.

Yang pertama ‘iyah’,
yang kedua ‘belum saatnya, sabar yah’ dan
yang ketika ‘ada yang lebih baik kok, tenang saja’



1 Desember 2010
09:45 AM

Selamat datang Desember. Bulan dimana Tuhan dilahirkan. Apa ini bulan favoritNya yah?

Selamat datang pertualangan baru, kenangan baru, script baru, kru yang baru...

Saya yang baru? Belum. Masih yang lama. Masih yang sering kalah sama dirinya sendiri. Tetapi selama saya masih bisa menulis berarti masih banyak waktu dan kesempatan untuk menjadi orang yang lebih baik. Toh Roma tidak dibangun dalam 1 malam kan? Terima kasih November, Selamat datang Desember.


Novie
1/12/10


Thursday, November 18, 2010

10 Things I Hate About You


I hate the way you talk to me,

and the way you cut your hair.

I hate the way you drive my car,

I hate it when you stare.

I hate your big dumb combat boots

and the way you read my mind.

I hate you so much it makes me sick,

it even makes me rhyme.

I hate the way you're always right,

I hate it when you lie.

I hate it when you make me laugh,

even worse when you make me cry.

I hate it when you're not around,

and the fact that you didn't call.

But mostly I hate the way I don't hate you,

not even close

not even a little bit

not even at all.




Sumber: http://www.stlyrics.com/songs/0-9/10thingsihateaboutyou4485/10thingsihateaboutyoupoem205395.html

Tuesday, November 16, 2010

Namanya Novi Tanpa 'E'

Namanya Novi tanpa huruf 'e' di belakang namanya. Gadis berjilbab ini menjual soto babat di salah satu tempat makan. "Soto babatnya satu mbak," kata-kata andalan teman saya setiap mampir ke warungnya. Orangnya supel, lucu dan ramah. Setiap mengantarkan sotonya ke pelanggan, ia melayani kecerewatan pelanggan dan juga mengajak ngobrol mereka.

Apa yang menarik darinya sehingga saya mau menceritakan dia?

Dia lucu. Sangat lucu. Dan kita punya beberapa kesamaan... Namanya sama-sama novi. Ulang tahunnya jatuh pada tanggal ini yang ke 19. Dan saya besok untuk umur 22 tahun. Dan dia juga punya kakak perempuan. Bernasip sama dengan saya, ia memiliki muka boros dibanding kakaknya. Dan anehnya saya merasa kita sama-sama centil hahaha. Karena make up cukup tebal selalu ada di mukanya yang hitam manis. Yah, dia manis, ditambah lagi dia suka tersenyum.

Tapi kata teman-temannya, kita berbeda! Beda nasip hahahaha...

Tepat kemarin saya sedang asyik makan dan mengobrol dengan teman saya. Dia mendekat ke saya dan mengajak saya ngobrol. Dia cerita kalau kemarin dia ditimpuk tepung 1 kilo sama teman-temannya. Padahal dia belum ulang tahun kemarin.

Lucunya, dari sepanjang obrolan kita yang ngalor ngidur, dia ujung-ujungnya curcol hahaha. Begini nih curcolnya.

Novi: "Saya lagi sakit nih mbak. Saya baru diduain mbak. Masih mending ma cewek. Ini sama cowok mbak."

Novie: (nelen ludah)

Novi: "Iyah mbak. Sakit deh rasanya. Kemarin pas lagi jalan saya ngeliat dia ma cowok lagi begituan..."

Novie: (mangap)

Novi: "Dia tipu saya buat temen-temen dia mbak novie. Padahal saya udah sayang banget mbak." 

Novie: "Emang udah berapa lama ma dia?" (Thank's god gue bisa ngomong dan menerima kenyataan kalo dunia ini memang sudah tidak waras di semua lapisan masyarakat)

Novi:"1 tahun"

Novie:"Lah emang nggak berasa aneh?" (Pertanyaan yang kemudian saya sesali karena matanya mulai terlihat berkaca-kaca. Bodohnyaaa guee.. TT_TT)

Novi:"Nggak mbak. Dia biasa ajah. Sama ajah kayak cowok-cowok yang lain"

Novie:"Oooh..."(Tambah bodoh, nggak bisa ngomong apa-apa)

Novi:"Iyah sering lagi ketemu dia. Rumahnya deket ma rumah saya. Selalu minta maaf. Dia bilang dia dulu mau coba ma saya. Kan udah lama masa iyah nggak sayang juga ma saya sekarang. Dia bilang gitu."

Novie:(garuk-garuk kepala, nih ketombe nggak pas bgt datangnya)

Novi: "Mendingan dia ma cewek deh mbak kepergoknya. Ini mah sakit banget kalo ma cowok"

Novie: (mulai berontak) "Lah mbak menurut saya mendingan sama cowok mbak. Berarti error terletak pada kepala dia. Kalo cewek, kitanya yang tengsin mbak. Pasti tuh cewek, lebih, lebih dari kita. Jadinya kita mikir errornya di kita"

Novi:"Nggak mbak saya lebih rela dia ma cewek. Kasian ma dia kalo gini jatohnya mbak"

Novie: "Ooooh.. Masih ngerasa kasian yah?"

Novi: (Mengangguk)

Novie:"Trus sekarang gimana? Masih? Trus maafin?"

Novi:"Yah nggak tahu mbak. Tapi yah maafin. Tapi yah nggak mungkin lagi."

Novie: .....



Nama boleh sama. Centil juga sama. Tapi perihal kebaikan, dia jauh lebih baik....

Obrolan saat itu pun harus terputus karena sudah malam. Pesan moral yang saya dapat dari novi adalah kamu tidak tahu dimana, kapan, sama siapa kamu belajar kebaikan. Saya juga tidak tahu bahwa saya di malam itu harus belajar kebaikan dari seorang yang tidak saya kenal.

Selamat ulang tahun hari ini Novi tanpa 'e'!!!!


16/11/10
Novi dengan huruf 'e'

Yang Sedang Membangun Bentengnya Lagi

I WANT MY NORMAL LIFE BACK!!!

I WANT TO BREAK FREE!!!

Teriak saya kuat-kuat

Saya mau rasa aman dan benteng itu ada lagi!!!

Kemana benteng itu? Benteng itu sudah hancur maka hancurlah semua apa yang ada di benteng itu. Sekarang saya sedang membangun reruntuhan dan menyusunnya kembali. Apakah bangunan itu akan sama seperti dulu?

Saya mau tempat dimana semua berjalan seperti dulu. Jauh sebelum ada yang menyakinkan saya untuk meruntuhkannya. Rasa aman, dicintai, kepastian. Namun sekarang, benteng yang saya buat bertahun-tahun hancur seketika dalam hitungan detik...
Hancur pulalah semua yang ada di dalamnya...

Bagaimana caranya membangun benteng dari awal lagi?

Sedangkan membuatnya saja butuh kepedihan dan waktu bertahun-tahun
Haruskah saya lerbih pedih lagi dari sekarang?



16/11/10
Novie
Yang sedang membangun bentengnya lagi

Sunday, November 14, 2010

Kenangan

Bila itu sebuah luka menganga, jangan kau tutup dengan perban karena itu akan membuat kamu semakin merasakan sakit dan berbekas. Lebih baik kamu siram dengan air dan bersihkan dengan alkohol. Luka balas luka. Sakit balas sakit. Sakit memang. Tapi mujarab!

Bila itu sebuah lubang yang besar dan gelap, jangan kamu hindari atau loncati. Akan lebih baik kalau kamu isi lubangnya. Tanah balas tanah. Kosong balas isi. Supaya lubang itu terisi dengan apa yang telah hilang. Maka penuhlah lubang itu dan tak terlihat ada tanda-tanda lubang pernah ada di situ.

Kalau itu sebuah retak memanjang, jangan kau paksa untuk kau pakai dan terus menerus kau maju di ambang kejatuhan. Bila kau tahu, itu akan jatuh lagi dan menimbulkan keretakan lebih besar, lebih baik jangan kau paksa lagi. Karena retaknya akan menjadi patah, dan patah akan menjadi kehancuran. Lebih baik kamu rawat dan jaga baik-baiklah. Karena bila tidak kau rawat, siapa lagi yang akan merawatnya? Cinta balas dengan cinta. Tapi cinta yang ini adalah cintai dirimu sendiri.


Kenangan...


Kalau kamu tidak bisa mengalahkannya, maka bertemanlah dengannya.

Bila kau terlalu capek berusaha melupakannya, kenapa kau tidak berteman dengan 'kenangan' itu.

Hadapi...

Terima kenyataan...

Nikmati...

Kalau kau terlalu capek berlari, kenapa kau tidak duduk, mengambil nafas, menikmati semua kelelahan dan keringatmu. Mungkin dengan menikmatinya, kamu tidak perlu berlari lagi.

Bila itu sakit, berilah ia sakit. Dengan begitu kamu akan kuat, kebal dan tidak sakit lagi. Cari apa yang membuat kamu sakit, hadapi, maka kamu akan terbiasa. Karena...

Kalau kamu tidak bisa mengalahkannya, maka bertemanlah dengannya.... Maka kamu tak perlu lelah memikirkan strategi, dengki, amarah. Dengan berteman, kamu akan kuat dan belajar.

Senyumlah pada 'teman'mu itu. Senyumlah untuk kenangan indah itu.
Bersyukur itu pernah ada

:)


15/11/10
Novie

Boleh kan?

Entah kenapa hari ini saya ingin sekali berlayar. Mengarungi laut yang luassssss dan sejauh mata memandang hanya terlihat laut itu saja. Ingin sekali.

Mulai membayangkan saya sedang mempersiapkan perlengkapan dan pembekalan. Dari pakaian, makanan, dan peralatan memancing. Semua saya masukkan di ransel orange saya. Tak lupa saya bawa botol minum yang saya kalungkan di leher. Saya siap dengan kaos lebar dan celana pendek saya. Rambut ekor kuda dan sendal gunung juga jangan sampai lupa. Maklum identitas diri. Bukan golongan feminim saya itu hehehe...

Berangkatttttttttttt.....

Kapal layar telat siap. Panjangnya kira2 belasan meter dengan dominasi warna coklat dan merah di dindingnya. Di bagian dermaga ada 2 orang yang berjaga. Satu nahkoda, satu lagi asistennya. Di bagian tengah ada ruangan kecil yang berisi tangga menuju ke kamar bawah. Terdapat 2 single bed atas bawah di situ. Kemudian ada jendela, meja kecil dan lampu minyak. Aromatherapy lavender memenuhi ruangan. Di sisi bagian belakang kapal ada tempat duduk berjejer menghadap laut bagian belakang kapal. Saya mau tempat duduk memanjang untuk merentangkan kaki. Ala kursi pantai. Serunya, kursi ini bisa sekaligus alat pijat refleksi di seluruh badan. Boleh kan? Namanya juga halusinasi saya.

Kalau disimak baik-baik, saya INGIN kapal saya ini menyerupai ikan koi. Panjang dan cantik. Dengan ekor kapal yang memanjang ke atas, seolah-olah dia sedang berenang.

Masih di imajinasi saya, saya berencana menghilang 10 hari. Tanpa alat komunikasi 1 pun dan satu orang pun takkan saya beritahu dimana saya sekarang.

Saya mulai menjejakkan kaki di lantai kayu kapal. Suara menderit langsung terdengar. Maklum kapal tua. Angin kencang langsung mengibaskan poni dan ekor kuda saya. Ahhh segarrrr... Saya pun langsung menaruh ransel kesayangan dan minuman di kamar bawah. Mendadak saya merasa mual karena lantai yang saya pijaki mulai bergerak. Ahhh... kapal sudah jalan ternyata.

Saya berlari, menaiki tangga cepat2, mencari tempat duduk di bagian dek belakang kapal. Kemudian saya duduk sambil menselonjorkan kaki. Kebetulan cuaca waktu itu berawan jadi saya tak perlu pakai kacamata hitam. Saya menarik napas dalam-dalam. Tidak terganggu dengan bau amis laut. Masih terus menikmati laut yang tenang dan berwarna biru. Dengan burung-burung terbang melewati bagian atas kapal. Kapal terombang-ambing tenang ketika berlayar. Ahhh imajinasi saya memang berlebihan...

Selesai menikmati 'kecantikan semesta' ini. Saya berinisiatif untuk merendam di dalamnya. Dengan air laut transparan kita bisa lihat semua ikan di dunia ini. Memegangnya, memeluknya, mengendarainya. Bermain sepuas hati. Di imajinasi, saya pasti tahu cara berenang. Ahhh enaknya berandai-andai hihihi...

Loh apa ini, tiba-tiba ada tetesan air di kepala saya. Gerimis rupanya. Tidak besar dan sering. Dengan angin laut yang tak terlalu dingin. Boleh kan? Imajinasi kan berawal dari tidak-masuk-akal kemudian diakhiri dengan kerutan dahi seseorang ketika kamu menceritakannya. Dibilang tidak waras bisa jadi resikonya.

Ooh saya lupa saya kan bawa perlengkapan memancing. Tapi sedang tak ingin. Ehmm... Lebih enak tidur saja. Tidur sambil tersenyum. Seperti tak ada satupun orang yang melihat. Ketenangan penuh saya dapatkan. Beban dan segala persoalan saya kubur jauh di dasar laut. Saya rentangkan tangan, menciumi aroma segar angin dalam-dalam dan tersenyum.

Tersenyum bahagia puasss...

Mendengarkan musik 'afro-america' saya..

Berteriak sekencang-kencangnya

'Bangunnnnnnnnnnnnnnnn!!!!'

Loh suara apa itu...

Mendadak saya melihat wajah semua kawan terbaik saya di atas awan. Mereka berteriak sesuatu yang saya tak dengar. Saya membaca kata 'bangun' dari bibir mereka. Ahhh tapi saya lagi seru nih...

'Bangunnnnnnnnn!' teriakan mereka.

.....




Saya bingung.

Kenapa saya disuruh bangun ketika di mimpi, saya masih sadar itu hanya imajinasi.

Saya hanya berlari. Bukan menghindar. Berlari 'maju' dengan cara saya sendiri. Cuma saya masih ingin di kapal ini dengan wajah kalian di atas awan.

Boleh kan?

Saya pun dapat kerutan dahi dan hinaan 'tidak waras'


14/11/10
Novie

Firasat

GUBRAK!!!!!

Pantat ini masih perih rasanya ketika berbenturan dengan lantai. Kupaksa mata ini terbuka. Kugelengkan kepala pelan-pelan mencari secercah informasi dimana aku berada sekarang. Gorden-gorden panjang mengintip sedikit-sedikit ketika tertiup angin. Tempat tidur berjejer rapi tak ditempati. Suara hening menyeruak. Tak jelas mata ini menangkap cahaya karena kondisi ruangan yang remang. Hanya satu lampu pijar hampir tewas menyinari ruangan ini.

Aku bangun dari lantai dengan susah payah. Baru sadar aku ternyata terjatuh dari kursi tanpa lengan. Oh... aku tertidur tadi rupanya. Kulihat ibuku masih tertidur lelap di ranjang pasiennya. Ternyata aku tertidur ketika menunggu ibuku terlelap karena pengaruh obat.

Kubereskan pakaianku dari debu di lantai. Pantat ini masih nyeri rasanya ketika aku mendengar suara teriakan-teriakan. Terlintas di benakku itu hantu yang tersesat di dua dunia atau malaikat pencabut nyawa yang menjemput pasien-pasien ini. Ah jaman begini.. Kemudian aku melihat ibuku. Ia masih terlelap rupanya.

Kuberanikan diri untuk menerima kenyataan. Kusingkirkan beberapa helaian rambut ke belakang telingaku. Kupersiapkan mental yang hanya sebesar buah sesawi ini. Mata ini pun mulai terbiasa dengan cahaya remang ini.

"Setan kamu! Dasar setaann! Matilah kau! Setan!!! Setaaaaaannnnn!!!" Kemudian jeritan suara wanita itu semakin terdengar jelas. Berulang kali ia meneriakkan kata terakhirnya dengan sangat lantang. Suara gaduh pun terdengar. Langkah kaki tergesa-gesa. Seseorang baju serba putih layaknya perawat di rumah sakit kemudian menghambur keluar. Suara pintu terbanting pun terdengar. "Ibu, ini sudah malam bu. Ayo tidur-tidur."
Wanita paruh baya itu tetap berteriak sambil mengeluh kesakitan. Kulihat kaki kanannya sangat besar. Tempat tidurnya berada tidak jauh dari tempat tidur ibuku. Ia berada di pojok kanan sedangkan bangsal ibuku berada di pojok satunya lagi. Kami sama-sama berada di deretan kiri pintu masuk. Ada sekitar 10 bangsal di sini.

Semakin terlatih penglihatanku melihat apa yang terjadi. Wanita itu masih berteriak kepada pria paruh baya di sebelahnya. Ia mengeluh kesakitan namun tampaknya pria itu tak mau membantunya. Ia tetap memilih tidur. "Sudah bu, doa. Berdoa kemudian tidur" jawab suster itu berusaha menenangkan pasiennya. Profesionalisme kerja kurasa, mungkin dia tidak akan melakukannya bila jadi aku. Agak aneh suster ini kupikir. Tidak sebaiknya ia memberi wanita ini pil penahan rasa sakit atau pil penenang. Wanita itupun memaksa diri untuk terlihat tenang. Melihat keadaan normal kembali, suster pun keluar. Tetapi wanita itu masih tetap mengerutu dan menghujani suaminya dengan maki-makian.

Aku pun sudah bersiap-siap tidur dan pura-pura tidak terjadi apa-apa sampai wanita itu mengeluh kesakitan. Pria itu tetap tidak bergeser dari kursinya. Ia masih tertidur. Kemudian aku membayangkan bila itu ibuku yang berteriak kesakitan. Kuberanikan berjalan menghampiri wanita itu. Semakin jelas aku menerima kenyataan di depanku. Kondisi kaki ibu ini benar-benar parah. Kakinya sudah 2x lebih besar dari kaki normalnya. Banyak nanah yg hampir meletus rasanya bila aku terkan kuat-kuat. "Nak tolong ambilkan bantal itu, ini ibu nggak bisa gerak". Kuambil bantal itu trus kujejalkan di bawah kakinya agar ia nyaman. Ibu itu kemudian tersenyum. Tanda berterima kasih kupikir. Namun ada sesuatu yang tak asing dari senyumnya itu. Seperti senyum yang sering aku lihat di kaca. Tapi mungkin itu pikiran aku saja. Kemudian selang beberapa detik, aku melihat salah satu nanah di kakinya pecah dan tak berhenti-henti mengalir. Spontan tangan ini menahan aliran nanah itu. Tapi justru semakin banyak yang mengalir. Aku bingung. Ibu itupun semakin berteriak kesakitan. Aku takut itu gara-gara bantal yang aku taruh. Aku kemudian berlari mencari suster. Tidak ada. Panik. Akhirnya aku kembali ke ruangan tadi. Tapi apa yang aku dapati adalah ruang kosong. Serba putih. Tidak ada gorden tertiup angin, tidak ada tempat tidur berjejer, tidak ada ibuku yang terlelap, apalagi wanita yang berteriak-teriak. Kulihat nanah hijau wanita itu masih mengalir di tanganku. Tiba-tiba kakiku terasa sakit sekali kemudian nanah pun mengalir dari kaki kananku. Kepalaku mulai pusing. Sedetik kemudian aku tersadar...

Cahaya mulai memudar

Mata mulai terasa berat

Aku mengantuk

Sangat mengantuk

Sayup-sayup kudengar suara ibuku memanggil namaku. Tak peduli

Tapi aku sangat mengantuk. Aku mau tidur. Capek. Capek sekali..

Lemas. Aku mau tidur!



10/11/10
Novie

Tempat Yang Kunamakan Terminal

Di sabtu pagi yang cerah, buru-buru saya bangun, cuci muka (mandinya? Ahh nanti-nanti sajalah), berberes, dan langsung pergi ke rumah sakit. Hari ini jadwal mama check tulang. Begitu saya sampai, agak kaget melihat rs berasa mal. Ramai sekali. Dimana orang-orang mungkin masih memilih tidur di ranjangnya, bangun siang, nonton tv dan bersantai ria, sedangkan di rs ini sudah banyak sekali pasien. 'Banyak' saya definisikan sekitar ratusan orang. Orang-orang yang sudah 'berumur' dan anak-anak kecil yang paling banyak saya lihat di sini.

Sembari menunggu, terlintas di pikiran saya, rumah sakit itu seperti 'terminal'. Tempat antara akhirat dan duniawi. Tempat dimana kita semakin dekat melihat Tuhan. Agak seram sih hahaha. Kenapa bisa begitu? Karena di sinilah semua berawal dan berakhir. Dilahirkan dan 'diselesaikan' di rumah sakit. Kita 'lelah', 'tak sanggup', 'mendapat bencana' dan 'minta pertolongan' pun kita mampir di terminal ini.

Entah saya saja yang terlalu berlebihan mungkin, saya merasa ketika orang berada di 'perhentian' ini. Mereka jadi berusaha mendekat ke Tuhan. Saya merasa keluarga saya pun seperti itu. 'Perhentian' ini semakin mengingatkan kita pada Tuhan.

Kita semua sedang berada di tengah jalan. Mungkin sekarang ada yang berjalan beriringan, ada yang lebih suka berjalan sendiri, ada yang lebih memilih berjalan kaki menikmati hidup, ada juga yang memilih untuk naik kendaraan karena tergesa-gesa ingin cepat sampai tujuannya. Di jalan pun tidak sedikit ada yang duduk saja di pinggir jalan karena capek dan beban hidup, ada yang memilih untuk dikasihani dan meminta-minta di jalan, ada yang tersesat dan bingung ruas jalan mana yang harus ia pilih. Ada yang memilih jalan yang lurus dan beraspal namun tak sedikit lebih tertarik ambil jalan berbatu dan berkelok-kelok.

Di tengah perjalanan itu banyak sekali batu sandungan, cuaca buruk, sesama pengguna jalan yang 'rese' yah. Bisa dibilang 'seleksi alam'. Mereka-mereka yang tetap terus bangkit dan berjalan hingga garis finish, kita sebut pemenang. Mereka-mereka yang 'diuji' kemudian takut melangkah, takut melihat batu sandungan lain trus memilih 'istirahat' hingga pejalan kaki merasa risih dan membuang dia sebagai 'sampah'.

Di pinggir jalan pun ada 'perhentian' tempat kita beristirahat, duduk melihat sesama pejalan yang kecapekan atau menunggu kendaraan untuk 'dijemput' saja. Di 'pertengahan' ini kita mempunyai waktu lebih lama untuk 'merenung' melihat pejalan kaki lain yang masih mengarungi perjalanannya, atau sesama penunggu bis di terminal.

Di terminal ini ada pejalan yang tepat waktu dan bis pun sudah siap 'menjemput' kita tapi terkadang ada bis yang batal datang atau waktu diundur. Namun nanti pada saatnya pun kita akan berkumpul di sini. Menunggu jemputan.

Jam hampir menunjukkan jam 12 siang. Sudah hampir 3 jam saya menunggu dokter di 'terminal' ini. Belum juga datang. Ahhh... Mungkin ini masih waktu saya untuk merenung dan bersyukur. Bersyukur pada apa yang masih saya miliki :)

Dan mungkin saya masih belum 'dijemput'.

Sampai bertemu di 'perhentian' kawan

06/11/10
Novie

Mantap gan!!!

Sobat, aku dapat email bagus lagi nih tentang bagaimana kita harusnya memperlakukan pasangan kita. Semoga bisa memberikan manfaat dan menjadi renungan bagi kita semua. Yuk, kita baca bagaimana bunyi email-nya.

✽ Jika kamu memancing ikan, setelah ikan itu terikat di mata kail, hendaklah kamu mengambil Ikan itu. Janganlah sesekali kamu lepaskan ia kembali ke dalam air begitu saja... Karena ia akan sakit oleh karena tajamnya mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selama hidupnya.

✽ Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang. Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya... Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja, karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selamanya.

✽ Jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya. Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa. Anggaplah ia manusia biasa. Apabila sekali ia melakukan kesalahan tak mudah bagimu untuk menerimanya, sehingga kamu kecewa padanya dan meninggalkannya. Sedangkan jika kamu memaafkannya, mungkin saja hubunganmu akan terus berlanjut hingga akhir.

✽ Jika kamu telah memiliki sepiring nasi, yang pasti baik untukmu, mengenyangkan dan berkhasiat. Mengapa kamu mencoba mencari makanan yang lain? Karena terlalu ingin mengejar kelezatan, maka kelak nasi itu akan basi dan kamu tak dapat memakannya. Dan kamu pasti akan menyesal.

✽ Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seseorang, yang membawa kebaikan kepadamu, menyayangimu dan mengasihimu.Mengapa kamu mencoba membandingkannhya dengan yang lain? Jika kamu terlalu mengejar kesempurnaan, maka kelak kamu akan kehilangannya.

Jadi, sayangi dan cintailah pasangan-mu

copy from http://renijudhanto.blogspot.com/2010/11/sayangi-dan-cintailah-pasanganmu.html#comment-form

Saya dan Mereka

"Apa yang tidak membunuhmu, membuat kamu kuat nov. Kamu tidak berubah. Kamu masih kuat, pintar, masih mau mendengarkan dan kamu baik-baik saja" ucapan ini aku dengar tadi pagi di telepon dari seorang teman baik yang kukenal 4 tahun lalu. Yang sudah memberiku rasa benci, suka dan kagum.

"Lo tuh baik kok. Masih mau dibicarakan. Selalu masih mau berubah jadi lebih baik." kata seorang teman dekat yang kupanggil ‘mamih’ yang kukenal 7 tahun lalu.

Itu hanya segelintir ucapan ‘mengenai saya’ dari beberapa teman yang mengenal saya bertahun-tahun. Akhir-akhir ini saya banyak bertemu orang baru dan anehnya mereka mengira mengenal saya. Yang saya mintai waktunya untuk interview, yang saya kenal sebagai relasi kerja, yang saya kenal sebagai teman baru. Mereka-mereka yang ’artis’ dan ’berusaha menjadi artis’. Tak terkecuali yang baru mengenal saya dalam waktu hanya berbulan-bulan saja.

Yang ingin kusampaikan dan kuberitahu
Dua perihal mengenai manusia. Tentang aku dan kalian. Tentang manusia. Camkan baik-baik.

Kusampaikan ini kepada mereka yang selalu ditelepon tiap pagi dan malam
Kepada ’mereka’ yang di bbm dan ym sepanjang hari
Kepada ’mereka’ yang dipeluk akhir-akhir ini
Kepada ’mereka’ yang menemani sepanjang hari dimana pun aku berada Kepada ’mereka’ yang tak henti-hentinya menanyakan kabar
Kepada ’mereka’ yang dikenal lama atau baru dijumpai. Kepada mereka yang mengucapkan selamat
Kepada ’mereka’ yang menyuruh mendengarkan musik di malam hari
Kepada ’mereka’ yang membuatku tersenyum dan tertawa di kala terluka di sepanjang hidupku
Kepada ’mereka’ yang ’menyibukkan’ aku
Kepada ’mereka’ yang menginspirasi tulisan ini dan menumbuhkan keinginanku menulis lagi
Kepada ’mereka’ yang memberi cerita manis dan pahit Kepada ’mereka’ yang memilih diam dan menenangkan diri
Kepada ’mereka’ yang tak henti-hentinya berjuang
Kepada ’mereka’ yang kecewa
Kepada ’mereka’ yang penuh amarah
Kepada ’mereka’ yang selalu menaruh apel di mejaku dan mereka yang memberi sepotong roti ketika aku ’menetes’
Kepada ’mereka’ yang memilih cepat-cepat bekerja dan melewati kemacetan Jakarta untuk bertemu temannya yang sedang gundah
Kepada ’mereka’ yang mengajarkanku tersenyum pada pohon, langit, alam
Kepada ’mereka’ yang pernah dekat, pernah membuat sejarah bersama dan mau memaafkanku serta mencintaiku sangat dalam

Kepada setiap tetesan air mata yang sudah jatuh
Kepada setiap umpatan yang keluar
Kepada setiap bahu yang telah diberikan
Kepada setiap waktu yang berharga telah diberikan untuk mendengar
Kepada setiap pemikiran cerdas dan dorongan
Kepada setiap kata-kata yang telah diucapkan ‘kamu pintar, kamu kuat!”

Kuberitahu. Tidak dalam amarah aku menulis atau mengungkapkannya. Tidak dengan setetes air mata pun.
Pertama, kita BERBEDA. Misal tidak ada novie lain persis seperti saya di dunia ini. Mungkin banyak orang aneh di luar sana yang memiliki nama hanya 1 kata. Tetapi saya tidak hanya 1 kata. Saya perihal banyak kata dan banyak sisi.

Saya tak sesempit dan sependek namanya. Saya dan anda berbeda. Mungkin banyak di luar sana juga yang bernama sama. Hanya ’novie’ (menurut mbah google ada 1.090.000 hasil. Hahaha sempet-sempetnya yah). Dan setiap 1 juta novie di muka bumi inipun tidak ada yang sama. Kita semua spesial, unik, dan ’berbeda’.

Tidak kau jumpai novie yang malas mandi dan susah bangun pagi (yuk mari). Tidak aku jumpai novie yang sombong dan jutek (bagi semua yang punya first impression seperti itu). Tidak aku jumpai novie yang bisa tidak tidur berhari-hari ketika dia punya passion melakukan sesuatu. Tidak aku jumpai novie yang kalau sedih bersembunyi di lemari. Tidak aku jumpai novie yang bukunya penuh dengan gambar-gambar karikaturnya. Tidak kau jumpai novie yang sekarang kembali menulis setelah punya cerita. Dan sebanyak apaun kuberitahu tak cukup notes ini mengambarkan seorang Novie.

Saya adalah saya. Saya dengan kelebihan dan kekurangannya. Jangan menggangap bisa mengenal orang hanya dalam waktu berbulan-bulan saja. Saya tidak sesimple itu. Saya tidak sependek nama saya. Manusia tidak dapat diprediksi. Saya berbeda dengan orang lain. Begitu pun anda. Lebih baik jangan berpikir bisa mengenal orang sangat baik karena kita tidak pernah tahu apa yang ada di balik pikiran orang itu dan mauNya Tuhan.

Perihal kedua, manusia itu BELAJAR. Saya berbicara tentang orang yang MAU belajar dan salah satunya saya. Dan mungkin anda. Pertama kita jatuh, kedua kita terluka, ketiga kita berusaha membersihkan luka itu dan mengobatinya. Keempat kita belajar berdiri meski ada bekas di lutut kita.
Manusia tidak hanya jatuh sekali tetapi berkali-kali. Begitupun saya. Saya berkali-kali’ditampar’ tetapi saya BERUSAHA.

Mungkin banyak hal yang terjadi di luar kuasa kita, banyak hal yang terjadi tidak sesuai kemauan kita. Saya tidak menyalahkan keadaan. Awalnya saya iyah. Tetapi yang kita bisa ubah adalah diri kita. Kamu berkuasa atas pikiran kamu.

YOU ARE WHAT YOU THINK YOU ARE!!!

Manusia jatuh, kecewa, sakit itu wajar. Tetapi manusia yang belajar dan mau berusaha lebih baik itu luar dari wajar. Saya tidak menyalahkan siapaun yang datang atau pergi. Saya merasa bersalah kenapa menyalahkan diri saya sendiri. Yang saya salahkan saya tak diberi kesempatan. Namun seorang kakak tercantik yang saya sayangi berkata "Jangan sedih karena orang tidak meberi kesempatan, tapi sedihlah karena kita belum mebuat persiapan..."

Mungkin sekarang saya belum mengerti. Mungkin nanti saya akan mengerti. Tetapi saya BERUSAHA memahami...

Tulisan ini dibuat bagi mereka yang di luar sana yang masih memiliki kesempatan. Belajarlah sebelum kesempatan itu tidak lagi diberikan dan kepercayaan telah direnggut. Saya memang salah karena sering TERLAMBAT, tetapi dalam keterlambatan saya menyadari satu hal bahwa di samping saya sekarang banyak ‘MEREKA’ yang menguatkan saya dan mau menghentikan lajunya sebentar, menjemput saya dan kemudian melanjutkan jalan bersama.

Kamu adalah MEREKA :)
Dan mereka-nya saya tidak pernah satu kata atau sesimple nama saya. Terima kasih.

Yours sincerely,
Novie